Bengkalis Capai Peringkat Tiga Penurunan Stunting Riau 2024: Prevalensi Turun Drastis Berkat Program

Administrator - Senin, 20 Oktober 2025 - 21:34:25 wib
Bengkalis Capai Peringkat Tiga Penurunan Stunting Riau 2024: Prevalensi Turun Drastis Berkat Program
foto.dok.diskominfotik

Radarriau.net | Bengkalis – Kabupaten Bengkalis berhasil menempati posisi ketiga terbaik dalam penilaian kinerja aksi konvergensi percepatan penurunan stunting tingkat Provinsi Riau tahun 2024. Prestasi ini bukan hanya sekadar pencapaian administratif, tetapi mencerminkan keberhasilan signifikan dalam menekan angka prevalensi stunting di "Negeri Junjungan".

Data menunjukkan, prevalensi stunting di Kabupaten Bengkalis mengalami penurunan drastis dari 17,9 persen pada tahun 2023 menjadi 12,5 persen pada tahun 2024. Penurunan sebesar 5,4 persen dalam setahun ini menjadi salah satu indikator utama keberhasilan Bengkalis meraih posisi tiga, di bawah Kabupaten Siak dan Kabupaten Kampar, dari total 12 Kabupaten/Kota yang dinilai.

Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Bengkalis, dr. Ersan Saputra, menyampaikan bahwa lompatan kinerja ini didorong oleh komitmen kuat Pemerintah Kabupaten di bawah kepemimpinan Bupati Kasmarni dan Wakil Bupati Bagus Santoso, terutama melalui implementasi program-program inovatif.

Inovasi Unggulan: Program "Bapak Asuh" Desa

Salah satu strategi kunci yang mendapatkan perhatian adalah penerapan skema pemerintah desa menjadi Bapak Asuh Anak Stunting, yang didanai melalui anggaran Bantuan Keuangan Khusus (BKK) Bermasa 1 Miliar 1 Desa. Program ini memungkinkan intervensi langsung dan fokus di tingkat tapak.

"Melalui skema Bapak Asuh Desa, kami berhasil mengubah status gizi 875 anak dari 1.454 balita stunting yang terdata, yang berarti mencapai perubahan status gizi sebesar 60,18 persen," jelas dr. Ersan. Ia menambahkan bahwa program ini meliputi pemberian makanan tambahan bergizi, edukasi pola asuh, dan penguatan sanitasi sehat.

Penilaian kinerja yang diselenggarakan oleh Pemerintah Provinsi Riau bersama Dinas Kesehatan dan Bappeda bertujuan mengukur akuntabilitas pelaksanaan delapan aksi konvergensi penurunan stunting. Keberhasilan Bengkalis menunjukkan efektivitas sinergi antara lintas perangkat daerah, tenaga kesehatan, hingga peran aktif kader posyandu dan Tim Penggerak PKK.

Meskipun capaian ini patut dibanggakan, Pemerintah Kabupaten Bengkalis menegaskan tidak akan berpuas diri. Target ambisius selanjutnya adalah melanjutkan tren penurunan hingga mencapai target nasional di bawah 14 persen dan, idealnya, mewujudkan "Bengkalis Bebas Stunting" di masa mendatang. Komitmen untuk terus memperkuat intervensi spesifik dan sensitif diyakini akan menjadi kunci untuk mencapai tujuan tersebut. []