Radarriau.net | Jakarta — Seniman Betawi kenamaan Bang Haji Mastur kembali menunjukkan kepeduliannya terhadap pelestarian budaya daerah. Melalui sebuah video singkat yang dirilis di kanal Budayantara-TV, komedian sekaligus tokoh budaya tersebut mengajak seluruh masyarakat untuk ikut serta dalam acara “Gerakan Sadar Budaya Nasional”, yang akan digelar pada 26 Oktober 2025 di kawasan bersejarah Kota Tua, Jakarta Barat.
Dalam video berdurasi kurang dari satu menit itu, Mastur tampil sederhana dengan gaya khasnya yang hangat dan penuh canda. Ia menyapa penonton dengan sapaan akrab khas Betawi: “Cangcing, Babe, abang-abang, Pompok…”—sebuah gaya tutur yang langsung mencerminkan keakraban dan identitas budaya lokal. Dari nada suaranya, terlihat jelas bahwa ajakan itu bukan sekadar formalitas, melainkan ungkapan hati seorang seniman yang benar-benar peduli akan kelangsungan warisan budaya Betawi.
“Jangan sampai lupa, kita kumpul di sono di Kota Tua, kita ngeriung bareng-bareng biar nanti Betawi ini jangan putus,”
ujar Mastur dalam video tersebut.
Pelestarian Budaya Sebagai Tanggung Jawab Bersama
Mastur menekankan bahwa kegiatan “Gerakan Sadar Budaya Nasional” bukan sekadar acara seremonial, melainkan panggilan untuk kembali menumbuhkan rasa bangga terhadap budaya Indonesia. Ia mengingatkan bahwa budaya Betawi, sebagai salah satu warisan yang lahir dan tumbuh di jantung ibu kota, harus terus dijaga oleh generasi penerus.
“Kalau bukan orang Betawi yang megang, siapa lagi?” katanya dengan nada tegas namun bersahabat.
Pernyataan itu mencerminkan kekhawatiran sekaligus harapan besar agar masyarakat Betawi tidak kehilangan jati dirinya di tengah derasnya arus modernisasi dan globalisasi. Ia ingin agar Betawi tetap hidup bukan hanya dalam tarian, pakaian, atau kuliner, tetapi juga dalam karakter dan keseharian warganya.
Kota Tua: Simbol Persilangan Budaya
Pemilihan Kota Tua Jakarta sebagai lokasi kegiatan juga memiliki makna yang mendalam. Kawasan ini merupakan saksi sejarah panjang peradaban Batavia, tempat berbagai etnis dan budaya berinteraksi selama berabad-abad. Di tengah bangunan tua peninggalan kolonial yang kini menjadi ikon wisata, masyarakat diharapkan bisa kembali merenungi akar sejarah dan kebudayaan bangsa.
Pihak penyelenggara menyebut bahwa acara ini akan menghadirkan berbagai pertunjukan seni, mulai dari lenong, gambang kromong, silat beksi, hingga kuliner khas Betawi seperti kerak telor dan dodol Betawi. Selain itu, akan ada pula sesi dialog budaya dan pementasan lintas daerah, yang menampilkan kekayaan budaya dari berbagai provinsi di Indonesia.
Gerakan Sadar Budaya: Momentum Nasional
“Gerakan Sadar Budaya Nasional” digagas sebagai wadah untuk memperkuat kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pelestarian budaya lokal di tengah perubahan zaman. Melalui kegiatan seperti ini, diharapkan masyarakat tidak hanya menjadi penonton, tetapi juga pelaku aktif dalam menjaga nilai-nilai budaya bangsa.
Pemerhati budaya dari Universitas Negeri Jakarta, Dr. Siti Rahmawati, menilai langkah Mastur sebagai contoh nyata peran seniman dalam membangun kesadaran publik.
“Figur seperti Bang Mastur punya daya tarik tersendiri di masyarakat. Dengan gaya khasnya, pesan budaya bisa disampaikan lebih ringan tapi tetap mengena,” ujarnya.
Ia juga menambahkan bahwa pelestarian budaya tidak bisa hanya mengandalkan pemerintah atau lembaga formal, melainkan harus menjadi gerakan sosial yang melibatkan seluruh lapisan masyarakat.
Pesan Penutup: Jangan Lupa Asal Usul
Menutup pesannya, Mastur kembali mengingatkan pentingnya menjaga akar budaya. Ia berharap acara ini bukan hanya menjadi hiburan sesaat, tetapi menjadi awal dari gerakan nyata untuk menjaga identitas bangsa.
“Pokoknya jangan lupa, tonton, dateng, dan terus lestarikan budaya Betawi. Jangan sampai ilang, ye!” tutupnya dengan logat khas yang mengundang senyum.
Acara ini diharapkan menjadi momentum kebangkitan budaya nasional, bukan hanya bagi masyarakat Betawi, tetapi juga bagi seluruh warga Indonesia untuk kembali mencintai dan merawat kekayaan budayanya sendiri — dari sabang sampai merauke.
[Igo]