Foxconn Minat Investasi Industri Kendaraan Listrik di RI

Administrator - Ahad, 24 Oktober 2021 - 13:22:46 wib
Foxconn Minat Investasi Industri Kendaraan Listrik di RI
Foxconn berminat membangun industri baterai dan kendaraan listrik di Indonesia secara menyeluruh baik roda empat maupun dua. Ilustrasi. REUTERS/FABIAN HAMACHER/CNNI

RADARRIAUNET.COM: Foxconn berminat membangun industri baterai dan kendaraan listrik di Indonesia. Bahkan mereka bersedia membangun industri itu secara menyeluruh baik roda empat maupun dua.
Kesanggupan disampaikan Chairman Foxconn Young Liu saat bertemu dengan Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia di Taipei, Taiwan pekan ini.

"Kami sangat antusias. Indonesia adalah negara dengan potensi yang luar biasa. Saya yakin ke depan akan ada mobil listrik yang dibuat di Indonesia dengan desain sesuai minat masyarakat Indonesia. Kami akan segera menindaklanjuti pertemuan hari ini dengan diskusi dan survei teknis," ucap Liu seperti dikutip dari CNN Indonesia, Minggu (24/10/2021).

Liu juga menyatakan komitmennya untuk melibatkan perusahaan lokal dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dalam investasi Foxconn di Indonesia. Hal ini sesuai dengan model bisnis Build, Operate, Localize (BOL) yang diterapkan oleh Foxconn sekarang.

"Kami tidak hanya akan merakit, tetapi kami ingin membangun keseluruhan industri untuk Indonesia di Indonesia," kata Liu.

Sementara itu Bahlil mengatakan sangat menanti janji Foxconn. Itu karena, rencana Foxconn sejalan dengan visi besar pemerintah dalam melakukan transformasi ekonomi untuk menciptakan nilai tambah.

"Pembangunan industri baterai dari hulu ke hilir adalah pendekatan yang tepat," kata Bahlil.

Bahlil menambahkan jika Foxconn jadi merealisasikan janji investasinya, itu akan memberikan keuntungan. Pasalnya, Indonesia memiliki keunggulan sumber daya alam sebagai bahan baku baterai listrik.

Selain itu, mereka juga akan diuntungkan oleh pembangunan infrastruktur yang semakin merata, pertumbuhan masyarakat kelas menengah, serta adanya bonus demografi yang berpotensi menjadi tenaga kerja produktif sekaligus sebagai pasar yang menjanjikan.

"Pemerintah sangat berkomitmen untuk hal ini. Jadi kami akan memastikan seluruh perizinan dan insentif melalui satu pintu, yaitu Kementerian Investasi. Saya yang akan urus dan kawal sendiri," imbuhnya.

 

RRN/ANT/Cnni