Harga Cabai Meroket, Daya Beli Warga Terancam: Bengkalis Posisi Ke-4 Kenaikan IPH Tertinggi di Sumatera

Administrator - Selasa, 14 Oktober 2025 - 09:17:13 wib
Harga Cabai Meroket, Daya Beli Warga Terancam: Bengkalis Posisi Ke-4 Kenaikan IPH Tertinggi di Sumatera
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Pusat, Amalia Adininggar Widyasanti, saat memaparkan Tinjauan Inflasi dan Indeks Perkembangan Harga di hadapan Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Tito Karnavian, dalam rapat rutin yang digelar secara virtual, Senin, 13 Okt

Radarriaunet | Bengkalis,- Lonjakan Indeks Perkembangan Harga (IPH) di Kabupaten Bengkalis mencapai level yang mengkhawatirkan pada minggu kedua Oktober 2025. Dengan kenaikan IPH sebesar 2,70 persen, Negeri Junjungan kini menduduki peringkat ke-4 tertinggi di Pulau Sumatera dalam hal kenaikan harga komoditas pangan. Angka ini menjadi sorotan utama dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Nasional yang dipimpin oleh Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) secara virtual hari ini.

Cabai Merah Jadi Pemicu Utama Kenaikan Harga

Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) mengonfirmasi bahwa pendorong utama di balik lonjakan IPH ini adalah cabai merah, yang menyumbang andil perubahan harga signifikan sebesar 3,9387. Kenaikan harga cabai yang meroket ini memberikan tekanan besar pada anggaran belanja harian masyarakat.

Selain cabai merah, komoditas daging ayam ras juga memberikan andil kenaikan sebesar 0,5799, diikuti oleh minyak goreng dengan andil 0,0435. Kombinasi kenaikan harga pada tiga bahan pokok ini menjadi alarm bagi stabilitas ekonomi rumah tangga di Bengkalis.

Staf Ahli Bupati Bidang Kemasyarakatan dan SDM, Johansyah Syafri, yang menghadiri rapat tersebut, mengakui seriusnya kondisi ini. "Kenaikan harga ini langsung dirasakan oleh masyarakat, terutama pada kebutuhan pokok seperti cabai. Kita harus segera bergerak untuk menahan laju kenaikan agar tidak semakin menggerus daya beli," tegasnya.

Strategi Pemkab Bengkalis: Gerakan Pangan Murah Jadi Prioritas

Menanggapi tantangan inflasi ini, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bengkalis melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) berkomitmen untuk melakukan intervensi pasar secepatnya.

Johansyah Syafri menyebutkan dua langkah prioritas yang akan diambil:

Peningkatan Monitoring Intensif: Melakukan pemantauan harga secara lebih ketat dan intensif di seluruh pasar utama untuk memastikan tidak terjadi penimbunan atau permainan harga oleh spekulan.

Gerakan Pangan Murah (GPM): Pemkab Bengkalis akan segera berkoordinasi dengan Dinas Ketahanan Pangan dan Perum Bulog Cabang Bengkalis untuk menggelar operasi pasar murah atau Gerakan Pangan Murah.

"Operasi pasar murah ini merupakan upaya intervensi langsung untuk menyuntikkan pasokan barang dengan harga yang lebih terjangkau ke pasar. Kami berharap ini bisa menjadi penyeimbang, sehingga harga komoditas yang bergejolak bisa distabilkan kembali, dan beban belanja masyarakat bisa diringankan," jelas Johansyah.

Pemkab Bengkalis menegaskan bahwa fokus utama mereka adalah memastikan ketersediaan pasokan dan menjaga kestabilan harga pangan, sesuai dengan arahan pemerintah pusat yang menjadikan pengendalian inflasi sebagai agenda rutin untuk menciptakan sistem peringatan dini bagi stabilitas ekonomi daerah.

[]