PAGARAN TAPAH DARUSSALAM (RRN) - Hal tersebut sehubungan dengan penambahan siswa baru. Awalnya, pihak komite dan pihak sekolah hendak membebankan kepada siswa dengan biaya Rp25 ribu persiswa, namun gagal karena tidak dapat persetujuan walimurid.
Kepala SDN 08 Pagaran Tapah Darussalam, H Fitlan SPd kepada awak media menyampaikan, kalau para siswa SDN tersebut kini harus melaksanakan proses belajar di musalla sekolah karena ruangan belajar kurang.
“Awalnya kita berencana untuk menambah rumbel (ruangan belajar, red) darurat dengan cara memungut uang kepada walimurid. Namun walimurid merasa keberatan sehingga kita harus menunda pembangunan rumbel tersebut. Solusinya, siswa terpaksa harus sekolah di musalla,” jelas H Fitlan.
H Fitlan yang didampingi komite SDN 08 Pagaran Tapah Darussalam, Irawan mengaku kalau pihaknya sudah pernah mengajukan kebutuhan rumbel tersebut kepada pihak dinas, namun hingga saat ini belum ada realisasi. “Kita juga sudah upayakan kepada perusahaan yang ada di sekitar sekolah untuk membangun rumbel darurat, namun tidak juga berhasil,” tambah Irawan.
H Fitlan dan Irawan berharap, agar pihak dinas dan perusahaan bisa mengabulkan permohonan rumbel darurat sehingga proses belajar mengajar di SDN 08 Pagaran Tapah bisa berjalan lancar. Ditanya mengenai pemungutan dana ketika memasuki tahun ajaran baru tahun 2015 lalu, H Fitlan mengaku hanya meminta partisipasi walimurid dalam hal kelanjutan pembangunan pagar sekolah saja.
“Untuk kelanjutan pembangunan pagar sekolah dengan besar biaya Rp12.500, itu memang sudah kesepakatan walimurid dan komite. Selain itu, untuk photo copy buku LKS Rp60 ribu,” jelas H Fitlan. (teu/rpg)