PEKANBARU (RRN) - Pelemahan harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit hampir merata di seluruh Indonesia. Di Riau harga sawit hanya berkisar antara Rp250-600 per kilogram. Belum ada solusi yang tepat untuk mengatasi masalah ini.
Berdasarkan hasil pertemuan antara Dinas Perkebunan (Disbun) Riau bersama kabupaten/kota beberapa waktu lalu, disepakati pemasaran sawit petani swadaya ke perusahaan-perusahaan akan difasilitasi.
Kepala Dinas Perkebunan Riau, Muhibul Basyir, Kamis (3/9/2015), mengatakan, selain itu pihaknya juga bekerjasama dengan Asosiasi Perusahaan Perkebunan dan Asosiasi Pekebun Swadaya untuk melakukan pengawasan harga.
"Sehingga petani swadaya memperoleh harga yang layak. Perusahaan perkebunan harus lebih terbuka dalam penetapan harga TBS serta rendemen CPO dari TBS pekebun swadaya," kata Muhibul.
Dikatakannya, juga perlu bantuan biaya transportasi TBS pekebun melalui CSR Perusahaan Perkebunan dan bantuan sarana produksi kepada pekebun melalui APBD Perubahan (APBD-P) 2015.Â
Harga terendah terindikasi terjadi di wilayah yang tergolong 'remote area', sehingga diperlukan perbaikan sarana dan prasarana menuju kebun petani yang akan berdampak terhadap peningkatan posisi tawar atau 'bargaining position' petani di masa akan datang.
"Mengenai harga, tergantung wilayah dan kelayakan infrastruktur  yang tersedia ke kebun kelapa sawit swadaya," ujar Muhibul.
Pemerintah Kabupaten/Kota selaku pemberi Izin Usaha Perkebunan (IUP) wajib melakukan pengawasan dan pengawalan terhadap pembelian harga TBS dan setiap PKS diwajibkan untuk mengumumkan harga beli TBS secara terbuka melalui papan informasi di PKS. (GOR/FN)