Krisis Listrik, Syamsuar Mengaku Tak Diam

Administrator - Selasa, 09 Agustus 2016 - 13:22:56 wib
Krisis Listrik, Syamsuar Mengaku Tak Diam
Syamsuar. rpg
RADARRIAUNET.COM - Bupati Syamsuar menyadari, krisis listrik yang terjadi ini sangat dahsyat dan mengganggu. Pemadaman tak terelakkan dan tak mengenal waktu. “Saya banyak menerima pesan pendek. Isinya memarahi-marahi saya,” kata Syamsuar, menanggapi pemadaman listrik di Siak,  Rabu (3/8).
 
Walau dimarahi warga, namun orang nomor satu di Siak ini menganggapnya suatu hal yang wajar.  “Sangat wajar dan sangat bisa saya pahami,” aku dia.
 
Akan tetapi, dalam persoalan listrik ini kewenangannya tidak hanya di pemkab. Sejak dulu ia telah meletakkan listrik sebagai prioritas utama. Semua kewenangan yang ada di pemkab seperti pembebasan lahan terus dilakukan. Bahkan, alokasi anggaran untuk itu tidak pernah berkurang. “Kami turut mendesak dan meminta agar pihak-pihak terkait lintas Kementerian dan lembaga juga turut memberikan perhatian serius soal ini,” jelas dia.
 
Berbagai usaha dan upaya terus dilakukan. Sampai-sampai menyampaikan pada Presiden RI Jokowi dan juga  PLN akan membangun gardu induk di Perawang yang saat ini dalam proses pembebasan lahan. Dia menyebut, untuk pembangunan bidang kelistrikan, Pemkab Siak juga terus berusaha. Saat ini, rasio elektrifikasi dari 33 persen sampai sekarang mencapai 62 persen. Dari 6 kecamatan yang belum ada listrik, sekarang hanya tinggal Kecamatan Sungai Mandau saja. Saat ini sudah mulai dipasang jaringan dari Perawang ke Sungai Mandau. Mesin pembangkit listrik sudah terpasang 14 buah dengan kapasitas daya 25 MW di Sungai Rawa.  
 
Namun sayangnya, hanya mampu menghasilkan 0,8 KW karena gas kurang. Ini juga perlu solusi yang kewenangannya juga tidak sepenuhnya ada di pemkab. “Setiap usaha tanpa henti saya akui tetap masih kurang, karena keterbatasan sumber energi dan bertambahnya volume kebutuhan di masyarakat,” kata dia.
 
Tidak hanya rakyat saja yang kesal, ia pun kalau di kantor sedang asyik kerja dan memimpin rapat, masih sering diwarnai listrik padam. Bahkan rumah dinasnya jadi sasaran pemadaman, dan tak ada perbedaan dengan warga lainnya.
 
Meski bisa diakali memakai genset, ia memikirkan bagaimana rakyat yang tidak memiliki genset di rumah-rumah mereka. “Sungguh saya turut merasakan apa yang rakyat kesalkan,” ungkap dia.
 
Listrik ini adalah keperluan mendesak. Keperluan orang banyak. Dulu mantan Dirut PLN yang juga mantan Menteri BUMN, Bapak Dahlan Iskan pernah berkata pada saya, bahwa krisis listrik di Siak bagai anak ayam mati di lumbung padi. Daerah kaya tapi persoalan listrik masih saja ada. Dia sangat paham apa yang Siak alami. 
 
“Saya akan terus berkomitmen berteriak menyuarakan masalah listrik ini pada pihak-pihak terkait,” kata dia. Seraya terus berupaya semaksimal mungkin mengeluarkan kebijakan yang menjadi kewenangan dan tanggung jawab saya sebagai kepala daerah. Masalah listrik ini sangat kompleks dan harus dikeroyok sama-sama, baik di tingkat kabupaten, provinsi dan di pemerintah pusat.
 
“Alhamdulillah saya dapat menemui Bapak Agus Wibisono, Dirjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM,” sebut dia. Dalam pertemuan yang tak terjadwal ini, ia langsung menyampaikan aspirasi rakyat di daerah yang  dipimpin. Pertemuan yang disertai diskusi aktif, Syamsuar minta dan mendesak ada solusi konkrit. Pertemuan ini,  bukan berarti besok akan langsung ada solusi. Karena krisis listrik ini memiliki kompleksitas masalah yang penyelesaiannya berjenjang. "Kewajiban kita adalah terus berikhtiar, berikhtiar dan berikhtiar," sebutnya.
 
"Saya mohon maaf bagi rakyat yang masih kesal dengan persoalan listrik. Percayalah, saya tidak diam,” tegas dia.
 
 
teu/rpg/radarriaunet.com