?Radarriau.net | Jakarta — Brigadir Jenderal (Brigjen) Djuhandhani Rahardjo Puro resmi ditunjuk sebagai Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Sulawesi Selatan. Promosi ini mengukuhkan rekam jejaknya sebagai perwira berintegritas dan profesional, terutama setelah ia sukses menyelesaikan sejumlah kasus besar yang mendapat sorotan publik, termasuk dugaan ijazah palsu Presiden Joko Widodo.
?Penunjukan Djuhandhani tertuang dalam Surat Telegram Kapolri Nomor ST/2192/IX/KEP/2025 tanggal 24 September 2025. Ia menggantikan Irjen Rusdi Hartono dan sekaligus naik pangkat menjadi bintang dua. Sebelum menjabat Kapolda Sulsel, Djuhandhani adalah Direktur Tindak Pidana Umum (Dirtipidum) Bareskrim Polri.
?Mengungkap Kebenaran di Balik Polemik Ijazah.
?Salah satu kasus paling disorot yang ditangani Djuhandhani adalah laporan dugaan ijazah palsu Presiden Joko Widodo dari Universitas Gadjah Mada (UGM). Laporan ini, yang diajukan oleh Tim Pembela Ulama dan Aktivis (TPUA), sempat memicu kegaduhan di masyarakat. Namun, di bawah kepemimpinan Djuhandhani, tim penyidik Bareskrim melakukan investigasi yang cermat dan transparan.
?Dalam penyelidikan, tim Djuhandhani mengumpulkan 39 kesaksian dari berbagai pihak, termasuk Rektor dan dosen UGM serta rekan-rekan seangkatan Presiden Jokowi. Penyelidik juga mendatangi 13 lokasi berbeda untuk memverifikasi data dan dokumen terkait.
?Puncak dari penyelidikan ini adalah hasil uji forensik terhadap ijazah asli Presiden Jokowi. Hasil uji forensik tersebut membuktikan bahwa dokumen tersebut asli. Jenis kertas, tinta, dan tanda tangan yang tertera identik dengan dokumen akademik UGM lain dari era yang sama. Dengan bukti yang tak terbantahkan, polisi secara resmi menutup kasus ini karena tidak ditemukan adanya unsur tindak pidana.
?Keberhasilan Djuhandhani dalam menangani kasus sensitif ini menunjukkan ketegasannya dalam menegakkan hukum berdasarkan bukti dan fakta, bukan spekulasi. Pengalaman ini, ditambah dengan keberhasilannya mengusut kasus lain seperti pemalsuan sertifikat tanah di Tangerang dan kematian mahasiswa UNS Solo, menjadi modal kuat yang dipercaya oleh Kapolri untuk memimpin kepolisian di wilayah Sulawesi Selatan.
(Stan)