RADARRIAUNET.COM: Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arifin AchmadProvinsi Riau kini melakukan observasi terhadap seorang pasien karena menunjukkan gejala tertular virus corona atau COVID-19.
"Saya mohon agar persepsi kita sama dulu bahwa 'suspect' (terduga) belum tentu terkonfirmasi. Dia dicurigai dengan gejala-gejala yang ada pada COVID-19," kata Direktur RSUD Arifin Achmad drNuzelly Husnedi pada jumpa pers, di Pekanbaru, dikutip dari Antaranews.com, Selasa.
Karena masih dalam proses observasi, Nuzelly mengatakan pihaknya sangat berhati-hati mengeluarkan statemen agar tidak menimbulkan kepanikan. Intinya, pasien tersebut dirawat di ruang isolasi khusus.
Ia mengatakan bahwa pasien tersebut statusnya dirujuk ke RSUD Arifin Achmad.
"Kini sedang proses transfer (rumah sakit)," katanya.
Ia mengatakan setiap orang yang keluar masuk ruang isolasi juga wajib mengenakan baju khusus untuk mencegah penularan.
Pihaknya masih akan melakukan pengecekan terhadap sampel dari tubuh pasien.
"Kalau memang terkonfirmasi COVID-19 kita akan membuat jumpa pers lagi," katanya.
RSUD Arifin Achmad menyiapkan empat ruangan isolasi dan secara bertahap akan bertahap dilengkapi.
Sejauh ini, menurut Nuzelly Husnedi , belum ada pasien terkonfirmasi COVID-19 di Riau. Meski begitu, pemerintah daerah sudah menyiapkan berbagai langkah pencegahan dan persiapan.
Kepala Dinas Kesehatan Riau Mimi Nazir menyatakan upaya pemantauan terhadap pintu masuk di bandara dan pelabuhan terus dilakukan dengan instansi terkait.
Selain itu, sudah ada tujuh rumah sakit rujukan yang dipersiapkan. Antara lain RSUD Arifin Achmad, RSUD Puri Husada Indragiri Hilir, dan RSUD Dumai.
Selain itu, ada sejumlah rumah sakit swasta di Pekanbaru yang jadi rujukan, yaitu RS Ibnu Sina, Eka Hospital, dan RS Santa Maria.
"Kalau sudah kasusnya terkonfirmasi maka biaya ditanggung pemerintah pusat dan daerah. Jadi gratis untuk pasien yang terkonfirmasi," demikian Mimi Nazir.
Pemerintah Provinsi Riau, kata dia, kini memang fokus lakukan langkah antisipasi pencegahan dan penangkalan virus corona di dua tempat pintu masuk. Yakni melalui bandara udara Sultan Syarif Kasim (SSK) serta pintu masuk melalui tiga pelabuhan khususnya di Pekanbaru, Indragiri Hilir dan Dumai.
Ditempat-tempat pintu masuk dari warga asing datang ke Riau ini, telah dilakukan pemindaian melalui alat pendeteksi panas (termal scanner) setiap penumpang yang datang, khususnya kedatangan international.
"Riau berbatasan langsung dengan negara lain. Karena itu, bandara dan tiga pelabuhan di Inhil dan Dumai jadi prioritas untuk melakukan deteksi," kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau Mimi Yuliani Nazir, pada acara konfrensi pers kesiapsiagaan Riau hadapi penyebaran virus corona, di ruang Kenanga Kantor Gubernur Riau, Selasa (3/3).
Lanjut Mimi, melalui Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Pekanbaru, Dumai dan Tembilahan sampai saat ini terus melakukan deteksi dini di pintu masuk dengan menggunakan termal scanner baik di pintu masuk bandara maupun di pelabuhan.
Hanya saja selama pemindaian dilakukan, belum ada terdeteksi suhu panas di atas 38 derjat, yang menjadi ciri-ciri orang terserang virus corona.
Lebih lanjut, Mimi menjelaskan jika ternyata memenuhi kriteria kasus suspect maka dilakukan langsung rumah sakit rujukan. Kemudian, dilakukan tindakan penyehatan terhadap barang dan alat angkut.
Kemudian mengidentipikasi penumpang lain yang beresiko (kontak erat). Selain itu, dua barisan depan, kanan dan kiri penumpang diduga terpapar virus corona, dilakukan karantina satu kali masa inkubasi terpanjang.
RR/ant/grc/zet