New York: Dolar Amerika Serikat (AS) terus melemah hingga penutupan perdagangan Selasa waktu setempat. Ini karena sentimen risiko tetap ada, serta investor berharap bahwa ketegangan perdagangan global mungkin akan berkurang.
Seperti sitat Medcom.id, Rabu (20/2/2019), dolar Australia, secara luas dilihat sebagai barometer mood risiko global, memperpanjang kenaikan terhadap dolar AS, karena Tiongkok dan Amerika Serikat akan memiliki putaran baru konsultasi ekonomi dan perdagangan di Washington minggu ini.
Sementara itu poundsterling Inggris juga terus beringsut lebih tinggi terhadap dolar AS pada Selasa waktu setempat.
Investor mencerna berita bahwa Perdana Menteri Inggris Theresa May akan bertemu Presiden Komisi Eropa Jean-Claude Juncker di Brussels pada Rabu untuk memperjuangkan konsensus Brexit.
May akan memberikan proposal hukum baru kepada Uni Eropa untuk menyelesaikan masalah backstop Irlandia, sebuah blok utama bagi Brexit yang lancar, menurut Guardian.
Pada akhir perdagangan New York, euro naik menjadi 1,1340 dolar dari 1,1312 dolar pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris naik menjadi 1,3067 dolar dari 1,2927 dolar AS pada sesi sebelumnya. Dolar Australia naik menjadi 0,7169 dolar dari 0,7130 dolar.
Sedangkan dolar AS dibeli 110,65 yen Jepang, lebih tinggi dari 110,58 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS turun menjadi 1.0007 franc Swiss dari 1,0041 franc Swiss, dan turun menjadi 1,3212 dolar Kanada dari 1,3237 dolar Kanada.
RRN/Medcom.id