Pelajar Minim Bacaan Berkualitas di Sekolah

Administrator - Rabu, 23 Januari 2019 - 16:04:32 wib
Pelajar Minim Bacaan Berkualitas di Sekolah
Buku bacaan nonbukupaket pelajaran, dokumentasi Tanoto/medcom.id

Jakarta:  Kesadaran sekolah untuk menyediakan buku bacaan nonbuku paket pelajaran masih rendah.  Berdasarkan pendataan awal 2018 (baseline) yang dilakukan di 28% sampel sekolah dan madrasah mitra Program PINTAR Tanoto Foundation, hanya 9% sekolah yang memiliki inisiatif untuk menyediakan buku-buku bacaan nonbuku paket.

Penyediaan buku-buku bacaan berkualitas nonpaket di sekolah menjadi faktor penting untuk mendorong minat dan kemampuan membaca siswa. Apalagi saat ini, masih belum banyak tersedia buku-buku bacaan berkualitas untuk anak-anak kelas awal yang baru belajar membaca.

"Kondisi itu yang membuat Tanoto menggandeng Room to Read untuk memberikan hibah buku-buku bacaan yang ramah anak," kata Saifullah Program Manager Provisi Education, yang menjadi mitra operasional Room to Read Indonesia, di Jakarta, Rabu, 23 Januari 2019.

Untuk tahap pertama, Tanoto Foundation dan Room to Read sudah menghibahkan 17.880 buku bacaan ini untuk 298 SD dan MI mitra yang tersebar di lima provinsi, yaitu Sumatera Utara, Jambi, Riau, Jawa Tengah, dan Kalimantan Timur.   Buku-buku bacaan ini disebut ramah anak, karena mulai teks, ilustrasi gambar, dan isi pesannya disesuaikan dengan perkembangan dan kebutuhan anak. "Buku-buku ini dibuat berjenjang yang disesuaikan dengan kemampuan membaca anak, bukan berdasarkan  jenjang kelas atau usia anak,” kata Saifullah.

Sampai Januari 2019, sudah ada 55 judul buku yang dikembangkan oleh Room to Read bersama para penulis dan illustrator lokal. Pada bulan Maret 2019 akan disusul sebanyak 20 judul cerita anak terbaru.  

Isi cerita yang dikembangkan bervariasi dan banyak mengambil dari kisah rakyat berasal dari beberapa daerah di Indonesia. Seperti kisah Persahabatan Putri Pandan Berduri cerita lokal dari Kepulauan Riau atau I Belog yang mengambil karakter anak dari Bali dan cerita Gatot Kaca.

“Buku-buku yang dikembangkan Room to Read di Indonesia berfokus pada penjenjangan level rendah. Teks ceritanya mulai dari beberapa kalimat pendek sampai beberapa kalimat yang bervariasi dengan ilustrasi yang sangat baik yang membuat anak tertarik untuk membaca buku,” kata Saiful lagi.

Stuart Weston, Direktur Program PINTAR Tanoto Foundation mengatakan, hibah buku ini juga untuk memantik pengelola sekolah menciptakan ragam kegiatan untuk mendorong minat membaca siswa. Program budaya baca dapat berhasil bila ada buku yang meningkatkan minat membaca siswa.

“Lebih dari 4.100 kepala sekolah, guru, pengawas, dan komite sekolah sudah kami latih untuk berinisiatif mengembangkan ragam program budaya baca. Mereka juga difasilitasi untuk dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca dan memahami isi buku,” tukasnya.

Yang juga penting, lanjut Stuart, para pengelola sekolah perlu bekerja sama memikirkan penyediaan buku-buku bacaan secara berkelanjutan. Buku-buku tersebut juga harus mudah diakses oleh siswa sehingga dapat membangkitkan ketertarikan mereka untuk membaca.

"Pada 2019 ini, Tanoto Foundation menargetkan lebih dari 160 ribu buku bacaan yang ramah anak akan dihibahkan ke 440 sekolah dan madrasah mitra Program PINTAR," ungkap Stuart.


CEU/medcom.id