ISIS Jual Beli Budak Seks Lewat Sosial Media

Administrator - Jumat, 12 Mei 2017 - 20:19:57 wib
ISIS Jual Beli Budak Seks Lewat Sosial Media
Cnni Pic

Jakarta: Penggunaan media sosial sebagai alat rekrutmen pasukan baru oleh ISIS telah lama diketahui umum. Namun dengan platform yang sama ternyata digunakan ISIS untuk memperjualbelikan budak seks.

"Platform media sosial digunakan untuk memfasilitasi perdagangan manusia," ucap Zainab Hawa Bangura, perwakilan khusus PBB untuk kekerasan seksual di wilayah konflik. "Wanita dan anak-anak berada di forum yang sama dengan senapan dan granat.

Media sosial telah lama bergulat menghentikan aksi terorisme. Upaya terbaru mereka mulai terlihat dari kemampuan media sosial mengendus aktivitas terkait terorisme dan melacak pelaku kejahatan.

Laporan PBB meminta pihak berwenang di tiap negara mulai meningkatkan kesadaran dan melawan perbudakan modern dengan memakai platform yang sama digunakan oleh pelaku. PBB meminta negara memperkenalkan media sosial sebagai alat melawan narasi teroris dalam perekrutan online.

PBB meniru video kampanye Kepolisian Metropolitan Inggris Raya yang mendatangkan tiga ibu asal Suriah untuk menceritakan kisah mereka yang hidup bersama keluarga di wilayah yang dikuasai oleh ISIS. Video itu bertujuan mencegah warga agar tak terjerumus dengan iming-iming rekrutmen ISIS.

Sebagai tambahan, laporan PBB tersebut juga meminta organisasi media sosial untuk mengidentifikasi penggunanya yang rentan menjadi korban perdagangan manusia di wilayah konflik melalui konten profil, data geospasial. Media sosial juga perlu memberi peringatan dan bantuan -seperti Facebook yang memiliki fitur untuk mencegah penggunanya melakukan bunuh diri.

Sekitar 100 ahli dari Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) berlatar belakang penegakan hukum, teknologi, dan media baru-baru ini mengadakan lokakarya selama dua hari membahas soal perdagangan manusia di Timur Tengah. Dari pertemuan tersebut, PBB merilis sebuah laporan yang menunjukkan perbudakan terhadap 5.000 penduduk Yazidi -kelompok etnis Kurdi di Timur Tengah. Laporan tersebut juga menemukan adanya kelompok etnis dan komunitas lain yang menjadi korban perbudakan.

Gadis dan wanita Yazidi kerap menjadi mangsa ISIS berkat iming-iming menjadi istri para kombatan ISIS. Setelah terjebak, mereka kemudian dijual atau dibarter.

ISIS menggunakan aplikasi terenkripsi seperti Telegram untuk melelang wanita yang mereka tangkap, lengkap dengan umur, status pernikahan, lokasi, dan harganya. Tak hanya Telegram, ISIS juga kerap menggunakan Facebook, Youtube, dan majalah online.

Cnni/RRN