RADARRIAUNET.COM – Kabupaten Kampar kembali kehilangan salah satu asset masa depan yang sedang menuntut ilmu di Kairo, Mesir. Namanya Ridho Alhafidz. Kabar duka kematian Ridho menyebar di beberapa media sosial, Selasa (4/10/2016).
Beberapa facebooker menulis di dindingnya tentang kabar duka atas kematian mantan santri Pondok Pesantren Islamic Center Alhidayah Kampar (PPICA) yang dikabarkan akibat kecelakaan di Kairo. Diantaranya tokoh masyarakat, alumni, rekan-rekan Ridho hingga Bakal Calon Bupati Kampar.
Ungkapan belasungkawa juga turut diucapkan Ketua Yayasan Pendidikan Islam (YASPI) yang menaungi Pondok Pesantren Islamic Center Alhidayah Kampar Drs H Syafrizal, M.Si.
Dalam akunnya Syafrizal yang juga menantu Almarhum Buya Bachtiar Daud, Pimpinan Pondok Pesantren Islamic Center Alhidayah Kampar sebelumnya menulis, “Sulit utk dipercaya ketika Senin malam saya dikabari via telepon bahwa ananda Ridho Alhafidz mengalami kecelakaan di Kairo, Mesir dan nyawanya tak dapat ditolong. Rasanya baru kemaren saya menghabiskan hari-hari bersama Ridho di Pondok Pesantren Islamic Center Alhidayah Kampar (PPICA).
Mengingat Ridho, teringat masa-masa almarhum yang hampir 24 jam bersama. Ridho yang energik, Ridho yang ramah, Ridho yang cerdas, Ridho yang tak pernah marah dan Ridho yang akhlaqnya patut dicontoh oleh siapa saja.
Banyak prestasi yang telah diraih si murah senyum ini, kita sebut saja di madrasah, mulai dari juara umum, penghafal Alqur'an terbaik, santri terdisiplin dan banyak lagi. Perlombaan tingkat kabupaten sampai provinsi pun tak luput dari jangkauannya. Terlahir di keluarga yang sederhana namun dengan didikan keagaamaan yang kental membuat Ridho kecil sangat mematuhi Allah dan mencintai Rasulullah.
Masuk ke PPICA di Program Keagamaan semakin membuat ia bertekad untuk menjadi ulama, akhirnya Al Azhar Kairo pun menjadi cita-citanya.
Dikaruniai otak cerdas, kemauan yang kuat serta berbekal ilmu yang cukup membuat jajaran pengurus YASPI Abuya Habdad beserta Pimpinan Pondok Islamic Centre Alhidayah Kampar berkeputusan untuk memberi kesempatan kepada Ridho untuk melanjutkan pendidikannya ke Al Azhar dengan biaya sepenuhnya ditanggung oleh Yayasan.
Jadilah Ridho berangkat ke negerinya para ulama pada tahun 2014. Tahun ini ia baru saja memasuki tingkat 3. Beberapa waktu yang lalu dengan keramahan seperti biasanya ia mengabarkan hasil ujiannya "Alhamdulillah, jayyid jiddan ustadz,".
"Alhamdulillah, percayalah nak, hasil takkan mengkhianati usaha" sambungnya. Kini, ia telah tiada. Yang tersisa hanya kenangan indah bersama. Semua tentangmu baik, semua tentangmu indah, semua tentangmu berkesan. Selamat jalan nak, Allah memanggilmu disaat engkau sedang berada dijalan-Nya, menuntut ilmu mulia untuk cita2 mulia. Meninggal disaat berada dijalan Allah, Insya Allah surga yang ada,” beber H Syafrizal yang juga mantan Ketua DPRD Kabupaten Kampar itu.
Terkait upaya pemulangan jenazah almarhum, H Syafrizal mengaku sudah minta ke Kementrian Agama RI melalui Kemenag Riau untuk membantu pemulangan jenazah dari Jakarta ke Pekanbaru.
skc/fn/radarriaunet.com