Bidan Harus Mampu Menekan Angka Kematian Ibu Dan Bayi

Administrator - Jumat, 09 September 2016 - 09:12:51 wib
Bidan Harus Mampu Menekan Angka Kematian Ibu Dan Bayi
Ketua IBI Rohil, Rita Zahara Menyiapi Kue Ultah kepada Kadiskes Rohil, Dr HM Junaidi Saleh Mkes. Rusdy
RADARRIAUNET.COM - Pemerintah kabupaten (Pemkab) Rokan Hilir (Rohil) meminta profesi Bidan untuk lebih mandiri lagi dalam melaksanakan tugas dan fungsi (tupoksi)nya dengan mengutamakan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Pasalnya, dengan pelayanan kesehatan yang baik diberikan kepada masyarakat, maka secara otomatis akan mampu mengurangi angka kematian bagi kaum ibu dan bayi.
 
Demikian disampaikan Asisten IV Bidang Administrasi Setdakab Rohil, Hj Dahniar saat membuka seminar ilmiah kebidanan dalam rangka HUT ikatan bidan indonesia (IBI) ke 65 tahun 2016, Kamis (8/9) di gedung serbaguna, Bagansiapiapi. 
 
Hari jadi IBI tahun ini mengusung tema "penguatan peran bidan dalam pemberdayaan perempuan dan keluarga untuk mendukung pencapaian SDGs".
 
IBI adalah salah satu organisasi profesi nasional yang dibentuk untuk mengatasi berbagai permasalahan dalam pelayanan kesehatan, salah satunya adalah untuk menekankan angka kematian ibu dan bayi. Jadi, para bidan tidak lagi berleha-leha dan menganggap suatu kegiatan dan program itu seremonial belaka. Karena bidan harus mampu menghadapi tantangan ditahun 2030 mendatang.
 
Dikatakan Dahniar, tantangan dan tugas yang akan dihadapi oleh bidan ke depannya bertambah berat. Dimana para bidan harus mampu bersaing di pasar global dengan bidan-bidan dari negara didunia. 
 
Untuk menghadapi pasar global itu tentunya kita harus menyiapkan SDM serta pola pikiran dengan membekali ilmu sosial, hukum, filosofi dan sebagainya.
 
Sejauh itu kata mantan Direktur RSUD Dr RM Pratomo Bagansiapiapi itu telah ada bidan dari negara Thailand, Filipina, India yang berminat masuk kenegara Indonesia sesuai dengan pasar global. 
 
"Dimana para bidan luar negeri itu saat ini tengah mempelajari bahasa indonesia dengan harapan bisa masuk ke Indonesia. Jika bidan kita tidak memiliki ilmu maka secara otamatis akan tertinggal dan menjadi penonton dinegeri sendiri," sebut Dahniar.
 
Dijelaskan, negara lain seperti negara tetangga Malaysia sangat mampu memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik kepada masyarakat. Sehingga masyarakat kita lebih banyak memilih mendapatkan pengobatan ke negara Malaysia. Nah, ini tentunya bisa dijadikan sebagai salah barometer agar para bidan kita bisa menjawab tantangan yang dihadapi ke depannya.
 
Lebih jauh Dahniar mengatakan kalau bidan itu harus bisa berkembang seiring dengan ilmu teknologi dan perubahan di tengah masyarakat. 
 
"Untuk itu para bidan harus memiliki mindset untuk mengembangkan dirinya. Salah satu contohnya ilmu politik, jika bidan itu sudah berkembang seperti menguasai ilmu politik maka ke depannya mereka akan lebih mampu lagi untuk meyakinkan pemerintah kalau profesi bidan itu bisa memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik bagi masyarakat," pungkasnya.
 
Seminar dan Ultah IBI ke 65 itu turut dihadiri oleh Kadiskes Rohil, Dr HM Junaidi Saleh Mkes, Direktur RSUD Dr RM Pratomo Bagansiapiapi, Dr Tri Buana Tungga Dewi, nggota DPRD Rohil Hj Suryati, Kepala KPPKB Rohil Ir Sri Rahayu, Ketua IBI Rohil Rita Zahara serta pengurus IBI. 
 
 
Rusdy/radarriaunet.com