Kasus 8 Perusahaan yang di SP3 Polda Riau, Terbakar Lagi

Administrator - Rabu, 24 Agustus 2016 - 17:52:52 wib
Kasus 8 Perusahaan yang di SP3 Polda Riau, Terbakar Lagi
Petugas pemadam kebakaran, rangers, tentara dan aktivis lingkungan memadamkan kebakaran hutan di Kampar, Riau, (8/92015). Kabut asap dari kebakaran hutan mengakibatkan pembatalan penerbangan dan peringatan bagi warga untuk tetap tinggal didalam rumah. kcm
RADARRIAUNET.COM - Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Riau bersama Jaringan Kerja Penyelamat Hutan Riau (Jikalahari) menyatakan, penghentian pengusutan dalam kasus kebakaran lahan dan hutan (karlahut) di Riau kini mulai berdampak. Pasalnya, sejumlah kebakaran terjadi lagi di lahan perusahaan yang kasusnya dihentikan polisi melalui penerbitan surat perintah penghentian penyidikan (SP3).
 
Direktur Eksekutif Walhi Riau, Riko Kurniawan mengatakan, SP3 yang dikeluarkan kepolisian itu merupakan preseden buruk. Khususnya, SP3 yang berkaitan dengan perusahaan-perusahaan yang berulang kali disangkakan melakukan pembakaran lahan.
 
"Hampir setiap tahun terjadi, itu dilepaskan oleh kepolisian. Nah, di tahun ini juga, kita catat juga, ada beberapa titik panas (hotspot) di kawasan yang di-SP3-kan itu," ucap Riko, Minggu (21/08/16).
 
Adapun 15 perusahaan yang penyidikannya dihentikan karena lahannya terbakar pada 2015 yakni ; PT Ruas Utama Jaya, PT Bukit Jaya Pelalawan, PT Hutani Sola Lestari, PT Perawang Sukses Perkasa Industri, PT Suntara Gajah Pati, PT Sumatera Riang Lestari, PT Bina Duta Laksana, PT Dexter Perkasa Industri, PT Rimba Lazuardi dan PT Pan United, PT Siak Raya Timber, PT Parawira, PT Riau Jaya Utama, PT Alam Lestari dan KUD Bina Jaya Langgam.
 
Polda Riau beralasan, kebakaran pada 2015 terjadi di lahan yang berstatus sengketa, sulit menemukan saksi ahli dan rata-rata perusahaan telah memiliki sistem keamanan penanggulangan kebakaran. Sehingga, tak bisa ditentukan siapa pelaku pembakaran.
 
Dari data temuan hotspot di Bulan Agustus, aktivis dari Jikalahari pun merilis data yang dirangkum terkait hotspot yang ditemukan di lahan 8 perusahaan yang ikut di SP3-kan Polda Riau.
 
Disebutkan, dari pantauan Satelit Terra-Aqua Modis terdeteksi ada 286 hotspot yang muncul di Riau pada 1 hingga 7 Agustus. Jumlah ini meningkat drastis dari minggu sebelumnya. Dimana pada 25 hingga 31 Juli, hanya sebanyak 286 hotspot.
 
"173 hotspot berada di areal IUPHHK, HGU serta Konservasi. Dan, 50 persen dari 286 hotspot berada di lahan gambut serta di area moratorium," ungkap Aktivis Jikalahari, Made Ali, Senin malam.
 
Dari data yang diterima awak media dari Jikalahari via elektronik disebutkan, sebanyak 136 titik terpantau di areal 18 perusahaan yang mengantongi Izin IUPHHK, yakni ; PT Sari Hijau Mutiara, PT Artelindo Wiratama, PT Sumber Maswana Lestasri, PT Citra Sumber Sejahtera, PT Siak Raya Timber, PT Hutani Sola Lestari, PT Bhara Induk, PT Bina Daya Bintara, PT Rokan Permai Timber dan PT Dexter Timber Perkasa Indonesia, masing-masing 1 titik.
 
Kemudian, PT Rimba Rokan Perkasa, PT Bina Daya Bentala, PT Satria Perkasa Agung, PT Hutani Sola Lestari dan PT Rokan Permai Timber, masing-masing 2 titik. Selanjutnya, 3 titik di PT Suntara Gaja Pati, 4 titik di PT RAPP, 6 titik di PT Kuartet Putra Melayu, 8 titik di PT Multi Eka Jaya Timber dan terbanyak di PT Diamond Raya Timber sebanyak 36 titik.
 
Selanjutnya, 5 titik terdeteksi di areal HGU perusahaan perkebunan, antara lain ; PT Udayana Lohjinawi, PT Guntung Hasrat Makmur dan PT Marita Makmur Jaya, masing-masing 1 titik dan 2 titik di PT Eluan Mahkota (Grup PT Duta Palma).
 
Sedangkan 32 titik lainnya terpantau di area Konservasi, yakni ; di Suaka Margasatwa (SM) Bukit Rimbang Bukit Baling, Hutan Lindung (HL) Sungai Mahato dan SM Tasik Tanjung Padang, masing-masing 1 titik. Di Taman Nasional (TN) Bukit Tiga Puluh, SM Giam Siak Kecil dan PLG Sebanga, masing-masing 2 titik. Di HL Bukit Batabuh Lubuk Jambi dan HL Sungai Rokan, masing-masing 3 titik. 5 titik di HL Bukit Suligi dan terbanyak di TN Tesso Nilo sebanyak 21 titik.
 
Ternyata tak sampai disitu, pada minggu kedua tanggal 8 hingga 15 Agustus, jumlah hotspot makin banyak yanki sebanyak 346 titik. Dari jumlah itu, 107 titik berada di areal 20 perusahaan yang mengantongi izin IUPHHK, 19 titik di areal HGU perusahaan perkebunan dan 10 titik di areal konservasi.
 
Adapun 107 titik yang terpantau di areal 20 perusahaan yang mengantongi Izin IUPHHK, yakni ; di PT Balai Kayang Mandiri, PT Bina Duta Laksana, PT Mitra Kembang Selaras, PT Riau Abadi Lestari, PT Mutiara Sabuk Khatulistiwa, PT National Timber & Forest Product (HTI Sagu), PT Perawang Sukses Perkasa Industri, PT SPA (KTH Merawang) dan PT Sekato Pratama Makmur, masing-masing 1 titik.
 
Kemudian, di PT Eka Wana Lestari Dharma, PT Ruas Utama Jaya dan PT Uni Seraya, masing-masing 2 titik. 3 titik di PT Seraya Sumber Lestari. Di PT Kuartet Putra Melayu dan PT SPA, masing-masing 4 titik. Di PT Multi Eka Jaya Timber dan PT SPA (Serapung), masing-masing 5 titik. 7 titik di PT Rokan Permai Timber. Di PT RAPP dan PT RRL, masing-masing 8 titik. Ada lagi 10 titik di PT Arara Abadi, 11 titik di PT Bina Daya Bentala, 13 titik di PT Sumatera Riang Lestari dan 14 titik di PT Peputra Siak Makmur.
 
Sementara, 19 titik terpantau di areal HGU perusahaan perkebunan, yaitu di PT Sendora Seraya, PT Tesso Indah dan PT Uni Seraya, masing-masing 1 titik. Di PT Eluan Mahkota dan PT Jaya Perkasa, masing-masing 2 titik. 4 titik di PT Ria Estela dan 8 titik di PT Sarpindo Graha Sawit Tani.
 
Sedangkan 10 titik lagi terpantau di area konservasi yakni di HL Sungai Rokan, HL Bukit Suligi dan SM Tasik Tanjung Padang, masing-masing 1 titik dan 7 titik di TN Tesso Nilo.
 
Dari data tersebut diketahui, total 623 titik api tersebar di Riau selama 2 pekan. Sebanyak 267 titik berada di areal sekitar 45 perusahaan HTI dan Perkebunan. 8 diantaranya, beber Made Ali, merupakan perusahaan yang di SP3 kan Polda Riau.
 
Kedelapan perusahaan itu yakni PT Dexter Perkasa Industri Indonesia sebanyak 1 titik, PT Siak Raya Timber 1 titik, PT Bina Duta Laksana 1 titik, PT Perawang Sukses Perkasa Industri 1 titik, PT Ruas Utama Jaya 2 titik, PT Huta Sola Lestari 3 titik, PT Suntara Gajah Pati 3 titik dan terbanyak PT Sumatera Riang Lestari dengan total 13 titik.
 
Dalam karlahut yang terjadi sejak Januari hingga Agustus 2016 ini, Polda Riau menangani sebanyak 67 laporan baik dan telah menetapkan 85 orang tersangka perorangan. Dan, belum ada satupun tersangka dari pihak perusahaan atau kooporasi.
 
"Ya benar. Kita menetapkan 85 tersangka perorangan. Belum ada dari koorporasi," ujar Kabid Humas Polda Riau AKBP Guntur Aryo Tejo Sik, Senin (22/08/16) siang.
 
Diungkapkannya, jumlah yang ditetapkan dari masing-masing Polres itu, bertambah 6 orang dari sebelumnya sebanyak 79 tersangka.
 
Seperti diketahui, akibat maraknya karlahut dalam 2 pekan terakhir, Kapolda Riau Brigjen Pol Supriyanto pun terjun langsung bahkan bermalam di daerah lokasi kebakaran untuk melakukan pemadaman. Jutaan liter bom air dari Heli Satgas Udara TNI AU telah ditumpahkan untuk membantu puluhan pasukan Brimob dan TNI di lokasi terjadinya kebakaran. 
 
Brc/Lex/RR