Penembakan Petugas Kepolisian Sydney Diduga Aksi Terorisme

Administrator - Selasa, 06 Oktober 2015 - 14:41:27 wib
Penembakan Petugas Kepolisian Sydney Diduga Aksi Terorisme
FOTO:cnnindonesia

JAKARTA (RRN) - Kepolisian Australia meyakini bahwa penembakan seorang pegawai sipil kepolisian oleh bocah 15 tahun pada Jumat (2/10) berhubungan dengan aksi terorisme.

Seperti dilansir awak media , Senin (5/10), bocah tersebut akhirnya tewas dalam baku tembak dengan polisi setelah melakukan aksi di depan markas Kepolisian New South Wales.

Setelah melakukan proses identifikasi, akhirnya diketahui bahwa anak tersebut berdarah Kurdi-Irak yang lahir di Iran.

"Kami yakin aksi ini memiliki motivasi politik dan berhubungan dengan terorisme," ujar Komisioner Kepolisian New South Wales, Andrew Scipione.

Namun, Perdana Menteri Australia yang baru saja dilantik, Malcolm Turnbull, mengimbau masyarakat untuk tidak melontarkan fitnah kepada komunitas Muslim secara keseluruhan.

•    
"Kita tidak dapat memfitnah atau menyalahkan seluruh komunitas Muslim atas aksi ini. Faktanya, sangat sangat kecil persentase kekerasan ekstremis secara individual," katanya.

Sejak ikut koalisi serangan udara di bawah komando Amerika Serikat melawan ISIS di Irak dan Suriah, Australia kerap dilanda aksi terorisme.

Pada September tahun lalu, seorang remaja menikam dua petugas kontra-terorisme di Melbourne. Pelaku akhirnya ditembak mati oleh polisi.

Desember lalu, terjadi drama penyanderaan selama 16 jam di Kafe Lindt, Sydney, yang akhirnya menewaskan dua sandera. Pria bersenjata pelaku penyanderaan akhirnya tewas dalam baku tembak dengan polisi.

Sejak saat itu, Australia menaikkan tingkat ancaman serangan teroris. Namun, teror tetap menghantui Australia.

Pada Jumat (2/10), seorang bocah Inggris berusia 15 tahun dijatuhi hukuman seumur hidup lantaran merencanakan serangan dalam upacara perayaan berakhirnya Perang Dunia I di Australia. Perencanaan itu ia lakukan melalui jaringan internet dari dalam kamarnya di selatan Inggris.

Setelah motif anak tersebut terkuak, kepolisian Australia melakukan operasi penyelidikan besar-besaran di Melbourne. Mereka akhirnya menahan lima remaja yang merencanakan serangan terinspirasi ISIS di Melbourne.

Pihak berwenang memperkirakan sekitar 100 warga yang berdiam di Australia merupakan fasilitator dan pendukung ISIS. Sementara itu, setidaknya 70 warga Australia diduga hijrah ke Timur Tengah untuk bergabung dengan ISIS. (eno/fn)