PEKANBARU (RRN) - Paska libur anak sekolah akibat memburuknya kualitas udara Pekanbaru, Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru, telah memerintahkan pihak sekolah memberi Pekerjaan Rumah dan tugas bagi siswanya yang libur. Tujuannya mengimbangi banyaknya waktu pelajar siswa yang hilang akibat libur kabut asap.
"Agar para siswa tidak ketinggalan materi pelajaran serta tidak memanfaatkan liburnya bermain," Ungkap Kadisdik Pekanbaru, Zulpadil, Senin (14/9). Menurut Zulpadil, masa libur para siswa di ibu kota Provinsi Riau tersebut paska memburuknya kualitas udara lumayan panjang hampir 20 hari. Ini artinya sudah banyak materi mata pelajaran yang tertinggal. Karenanya sudah sejak dini dihimbau dan diinstruksikan, agar para guru tetap memberikan tugas PR bagi muridnya.
"Kami juga mengharapkan para orangtua murid melakukan pemantauan dan pengawasan terhadap anak mereka di rumah," saran Zulpadil. Zulpadil menyebutkan pihak Pemerintah Kota Pekanbaru kembali meliburkan pelajar PAUD, TK, SD, SMP, SMA/MA, SMK, sederajat Pekanbaru, Senin dan Selasa ini. Karena mencermati kondisi udara setempat pada Minggu 13 September pukul 15.00 wib. berada dalam katagori berbahaya.
"Kami sudah sepekan ini meliburkan siswa dengan dengan mengamati kualitas udara setiap hari," beber Zulpadil. Masih lanjut Zulpadil, untuk mengejar ketertinggalan para siswa kedepan pihaknya juga akan melakukan penambahan jam belajar dari biasa.
"Kalau sekolah sudah normal nanti, ketertinggalan bisa dikejar juga lewat penambahan jam belajar diluar jam sekolah," tuturnya. Zulpadil juga berharap kepada para siswa khususnya SD, SMA dan SMA sederajad yang berada pada tingkat akhir agar memanfaatkan libur ini untuk belajar dirumah. Jangan justru berkeliaran dan bermain-main.
"Karena tidak lama lagi ujian akhir sekolah akan tiba, gunakan kesempatan ini memperkuat kemampuan. Orang tua juga kami harapkan mengawasi anak mereka," pungkasnya.
Ditempat yang berbeda Kepala Badan Metereologi Klimatologi dan Geophisika (BMKG), Pekanbaru, Sugarin sebelumnya membenarkan kualitas udara Kota Pekanbaru kembali pada level berbahaya, pada Minggu (13/9), dengan kadar Particulate Matter (PM10) telah melewati angka 600.
"Udara Pekanbaru sudah masuk level berbahaya, kabut asap semakin pekat hingga pagi ini," kata Sugarin, Sugarin menyebutkan, bahwa asap pekat tersebut terbawa angin yang bertiup dari Selatan, tepatnya provinsi tetangga Jambi dan Sumatera Selatan.
"Hampir seluruh wilayah Riau yang berbatasan langsung dengan Jambi, mengalami kondisi kabut asap yang demikian pekat. Jarak pandang terbatas di bawah 100 meter, termasuk Kabupaten Pelalawan dan Inhu juga 100 meter. Bahkan di Kecamatan Rumbai malah jarak pandang hanya 50 meter," bebernya.
Sugarin menambahkan data BMKG Pekanbaru menunjukan, sebaran titik panas paling banyak berada di Sumsel 621 titik. Menyusul Provinsi Jambi (100), Bangka Belitung (45), Riau (14), Lampung (25), Kepri (14), Sumbar (12), dan Aceh (1).
"Dari jumlah 833 diperkirakan 70 persen merupakan titik api," tutur Sugarin. Secara umum cuaca wilayah Provinsi Riau cerah berawan disertai kabut asap. "Peluang hujan dengan intensitas ringan tidak merata pada siang atau sore hari terjadi di wilayah Riau bagian utara," pungkas Sugarin.
Berdasarkan pantauan antara, Senin pagi kabut asap yang menyelimuti Pekanbaru semakin pekat dari hari Minggu. Jarak pandang menurun dratis hanya sekitar 50 meter. Terlihat aparat kepolisian berjaga-jaga di persimpangan lampu merah pusat kota mengarahkan kendaraan, memberikan aba-aba jari dikepal lantas dilepas kembali. Menandakan agar semua kendaraan roda empat dan dua menyalakan lampu. Para pelajar di Pekanbaru pun kembali diliburkan hingga Selasa. Sementara pegawai pemerintah maupun swasta sejauh ini masih belum libur. (lusi).