Radarriau | Jakarta — Film drama romansa religi Pengin Hijrah secara lugas mengangkat tema hubungan modern yang relevan dengan anak muda: kontras antara hubungan yang merusak (red flag) dan hubungan yang menuntun (green flag). Melalui dua karakter pria utama, film ini menyajikan refleksi tentang bagaimana cinta dan support system dapat menjadi penentu utama dalam proses perubahan spiritual seseorang.
Joe: Karakter 'Toxic Positivity' yang Menjadi Titik Balik
Daffa Wardhana, yang memerankan Joe, mantan pacar Alina (Steffi Zamora), mendalami peran sebagai sosok yang kompleks—seorang manajer muda dengan kepribadian rumit yang dicap sebagai 'toxic positivity'. Joe digambarkan memiliki ambisi besar dan mimpi yang baik untuk Alina, tetapi cara yang ia gunakan justru salah dan merusak.
Perlakuan buruk Joe, yang menyebabkan Alina dipermalukan, kehilangan beasiswa, dan menjauh dari kebaikan, justru menjadi titik balik krusial bagi perjalanan hijrah Alina. Daffa Wardhana menekankan bahwa melalui Joe, penonton diajak melihat bahwa niat baik yang diimplementasikan dengan cara yang salah bisa menjadi racun. Pada akhirnya, karakter Joe juga mengajarkan bahwa setiap orang, bahkan yang 'merusak', memiliki proses spiritual untuk berubah.
Omar: Simbol 'Green Flag' dan Cinta yang Menuntun
Sebaliknya, Endy Arfian sebagai Omar, laki-laki blasteran Uzbekistan-Indonesia, tampil sebagai figur 'green flag' yang ideal. Endy menggambarkan Omar sebagai sosok yang penuh kesabaran, pengertian, dan memiliki pemikiran terbuka.
Kehadiran Omar yang tidak menghakimi Alina, melainkan mendengarkan dan menerima masa lalunya, menjadi daya tarik utama film ini. Omar merepresentasikan jenis cinta yang dibutuhkan Alina: cinta yang menuntun menuju versi diri yang lebih baik, bukan karena tuntutan, melainkan karena ketulusan. Ini adalah kontras yang kuat: jika Joe adalah cerminan dari segala kekacauan, Omar adalah representasi ketenangan dan penerimaan.
Adaptasi dari Novel dan Eksplorasi Panggung
Menariknya, film Pengin Hijrah diangkat dari novel berjudul sama karya Hengki Kumayandi. Produser eksekutif, Budi Yulianto, menjelaskan bahwa perilisan novel ini merupakan bagian dari strategi untuk membangun antusiasme dan memberikan pengalaman mendalam bagi penonton sebelum menyaksikan versi layar lebar.
Selain film dan novel, cerita Pengin Hijrah juga sempat dieksplorasi dalam bentuk drama musikal hasil kerja sama dengan Institut Kesenian Jakarta (IKJ). Langkah ini, yang dilakukan sebelum filmnya tayang, menunjukkan ambisi tim produksi untuk memperkenalkan pesan cerita melalui berbagai medium kreatif, menjadikannya tontonan lintas genre yang kaya akan makna.
Film Pengin Hijrah akan tayang di bioskop mulai 30 Oktober 2025, mengajak penonton muda untuk merefleksikan kualitas hubungan pribadi mereka dan menemukan makna hijrah lewat cinta yang menyehatkan.
[]