Koperasi Merah Putih: Harapan Baru Petani atau Sekadar Wacana?

Administrator - Sabtu, 04 Oktober 2025 - 16:42:18 wib
Koperasi Merah Putih: Harapan Baru Petani atau Sekadar Wacana?
Foto ilustrasi : istimewa

Radarriua.net | Jakarta – Program Koperasi Desa Merah Putih (KDMP) yang diusung pemerintah menjadi angin segar bagi petani di berbagai daerah yang selama ini terjerat dalam sistem rantai pasok yang tidak adil. Melalui program ini, pemerintah berkomitmen untuk memangkas jalur distribusi yang panjang, menstabilkan harga, dan meningkatkan kesejahteraan petani secara langsung. Namun, sejumlah pihak mempertanyakan efektivitas program ini dan apakah ia mampu bertahan dalam jangka panjang.

Bagi banyak petani, keberadaan tengkulak seringkali menjadi dilema. Di satu sisi, mereka adalah penyelamat saat petani membutuhkan modal atau jaminan penyerapan hasil panen. Di sisi lain, harga yang ditetapkan tengkulak sering kali jauh di bawah harga pasar, membuat petani tak berdaya.

"Kami tahu tengkulak itu penting, tapi kami juga ingin dihargai," ujar Sukardi, seorang petani cabai dari Jawa Tengah. "Kalau Koperasi Merah Putih bisa memberikan harga yang stabil dan adil, kami pasti akan lebih memilih bergabung."

Pemerintah, melalui Kementerian Koperasi dan UKM, menegaskan bahwa KDMP bukan sekadar program "pemberantasan" tengkulak, melainkan upaya untuk membangun ekosistem ekonomi yang lebih berkeadilan. Salah satu strategi utamanya adalah mendorong kemitraan strategis dengan berbagai pihak, termasuk perbankan dan BUMN.

"Koperasi Merah Putih akan menjadi motor penggerak ekonomi desa," jelas seorang pejabat kementerian dalam konferensi pers. "Kami akan menyediakan akses permodalan yang mudah dan skema distribusi yang transparan. Petani tidak lagi harus bergantung pada satu pihak saja."

Meskipun disambut baik, implementasi program KDMP tidak lepas dari tantangan. Keterbatasan sumber daya manusia yang kompeten, terutama di tingkat desa, menjadi hambatan utama. Selain itu, diperlukan sinergi yang kuat antara kementerian terkait, mulai dari Kementerian Pertanian hingga Himpunan Bank Milik Negara (Himbara), untuk memastikan seluruh rantai pasok dapat terintegrasi dengan baik.

"Kunci keberhasilan program ini adalah kolaborasi. Koperasi tidak bisa bergerak sendirian," kata seorang ahli pertanian dari Universitas Gadjah Mada. "Jika pemerintah serius, perlu ada pelatihan intensif bagi pengelola koperasi dan membangun infrastruktur logistik yang mumpuni, seperti gudang penyimpanan dan pusat pengolahan pascapanen.

Menuju Kemandirian Pangan
?Program Koperasi Merah Putih tidak hanya bertujuan untuk menstabilkan harga, tetapi juga untuk menciptakan kemandirian pangan nasional. Dengan memotong jalur distribusi yang terlalu panjang, pemerintah berharap dapat mengurangi gejolak harga pangan yang sering terjadi dan memastikan pasokan pangan yang berkelanjutan.
?Dalam jangka panjang, pemerintah menargetkan KDMP dapat menjadi pilar utama dalam membangun kedaulatan pangan, di mana petani tidak hanya menjadi produsen, tetapi juga pemilik dari rantai nilai produk mereka sendiri. Namun, jalan menuju tujuan ini masih panjang. Akankah 

Koperasi Merah Putih mampu menjawab tantangan dan mewujudkan harapan petani, ataukah hanya akan menjadi program yang berakhir di atas kertas? Waktu dan komitmen pemerintah akan menjadi penentunya. 

(Dp)