RADARRIAUNET.COM: Warga Tembilahan,Kabupaten Indragiri Hilir digegerkan dengan penemuan sesosok mayat laki-laki di rumah Jalan Subrantas,Gang Pulai Indah.Senin,11 Mei 2020 malam.
Di sitat dari ANTARA,Kapolres Indragiri HilirAKBP Indra Duaman Siahaan melalui Kasubag Humas AKP Warno Selasa mengatakan bahwa penemuan mayat yang diketahui bernama Mawardi (65) ini pada Senin,11 Mei 2020 sekira pukul 19.00 WIB.
"MW pertama kali ditemukan oleh saksi Marwan (38) (adik kandung korban) yang saat itu datang untuk mengantarkan makanan ke rumah korban.Sampai di rumah tersebut,MW dipanggil namun tidak menjawab dan pintu dalam keadaan tidak terkunci.Dan pada saat itu, Marwan mencium aroma tak sedap dari dalam rumah.
Merasa curiga,Marwan langsung menghubungi Juliansyah (42) (adik kandung korban) dan meminta untuk datang ke rumah korban.
Berselang beberapa menit kemudian,saksi Juliansyah tiba dan secara bersama–sama dengan Marwan masuk ke dalam rumah. Sesampainya di dalam rumah,langsung dilakukan pengecekan ke arah kamar namun MW tidak ditemukan.
"MW ditemukan di daerah dapur,MW ditemukan dalam posisi tertelungkup sudah tidak bernyawa dengan keadaan mulut,telinga, dan hidung mengeluarkan darah serta badan sudah membusuk," kata Warno.
Mengetahui hal tersebut,Juliansyah menghubungi pihak keluarga lainnya melalui telpon genggam untuk dapat datang ke rumah MW.
Setibanya pihak keluarga di rumah,lalu Juliansyah beserta beberapa orang keluarga lainnya mengangkat jenazah MW yang semulanya berada di dapur rumah ke arah ruangan tengah rumah.
"Kemudian sekira pukul 21.15 WIB, Tim Medis Puskesmas Gajah Mada tiba di TKP untuk melakukan penanganan pertama terhadap jenazah MW.Sekira pukul 21.45 WIB,jenazah MW dibawa ke RSUD Puri Husada Tembilahan dengan menggunakan Ambulance milik Puskesmas Gajah Mada Tembilahan untuk dilakukan Visum Et Revertum," kata mantan Kapolsek Mandah ini.
Dari hasil Visum yang dilakukan oleh dr.Dewi Lestari mayat sudah dalam keadaan membusuk sehingga pemeriksaan luar tidak dapat dilakukan.Diperkirakan MW sudah meninggal kurang lebih satu hingga dua hari.
"Keseharian saksi bekerja sebagai pedagang batu cincin dan tinggal di rumah seorang diri," sebutnya.
Diketahui selama korban mengalami penyakit muntah–muntah, dirinya hanya melakukan pengobatan mandiri dengan cara membeli obat di warung.
RRN/IKA