RADARRIAUNET.COM: harga minyak jatuh lebih dari dua persen pada akhir perdagangan Kamis atau Jumat (31/1) WIB, berada di level terendah dakam tiga bulan terakhir. Di tengah kekhawatiran atas dampak potensial terhadap ekonomi dari wabah virus korona yang terus menyebar ke seluruh dunia. Sementara pasar juga mempertimbangkan kemungkinan pertemuan OPEC lebih awal.
Harga minyak mentah berjangka Brent turun 1,52 dolar AS atau 2,5 persen, menjadi menetap di 58,29 dolar AS per barel. Acuan global minyak sebelumnya sempat turun menjadi 57,71 dolar AS per barel, tingkat terendah sejak 8 Oktober. Sementara itu, harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) merosot 1,19 dolar AS atau 2,2 persen, menjadi ditutup di 52,14 dolar AS per barel. Setelah mencapai terendah sesi pada 51,66 dolar AS per barel, terlemah sejak 10 Oktober.
Harga minyak telah stabil dalam beberapa hari terakhir pada posisi terendah tiga bulan. Karena investor mencoba menilai kerusakan ekonomi yang mungkin ditimbulkan oleh virus dan dampaknya terhadap permintaan minyak mentah dan produk-produknya.
"Influencer utama harga bearish tetap virus korona yang tampaknya memiliki banyak risiko tambahan dari penyebaran daripada setiap upaya penahanan di sekitarnya," kata Jim Ritterbusch, Presiden Ritterbusch and Associates, dalam sebuah catatan.
"Sampai tren kesehatan ini berbalik, tren turun tajam bulan ini pada minyak juga tidak mungkin berbalik," tambahnya.
Setelah penyelesaian transaksi di pasar, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa wabah virus korona di Tiongkok, yang telah menewaskan 170 orang telah menuju situasi darurat kesehatan masyarakat global. Minyak mentah berjangka mengupas kerugian dalam perdagangan pasca-penyelesaian setelah pengumuman WHO.
"Selama minggu terakhir harga telah turun," kata Gene McGillian, direktur riset pasar di Tradition Energy di Stamford, Connecticut.
"Pada titik tertentu, Anda memiliki sedikit reaksi berlebihan dan pasar dapat memperbaiki," terang McGillian.
Jumlah infeksi dalam krisis kesehatan yang diperkirakan akan melemahkan perekonomian Tiongkok, yang merupakan terbesar kedua di dunia, telah melampaui total pada epidemi SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) pada 2002-2003. Amerika Serikat melaporkan kasus pertama penularan virus korona ke orang pada Kamis (30/1). Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS mengonfirmasikan enam kasus virus di Amerika Serikat. Arab Saudi telah membuka diskusi tentang memindahkan pertemuan kebijakan OPEC+ yang akan datang ke awal Februari dari Maret.
Belum ada keputusan akhir mengenai tanggal baru pertemuan itu, dan belum semua anggota OPEC bergabung, dengan Iran kemungkinan penantang untuk menentang langkah itu, kata sumber OPEC+. "Satu-satunya hal yang dapat mengubah tren saat ini adalah pertemuan darurat OPEC," kata Olivier Jakob dari konsultan Petromatrix.
RR/DRS/MI