Jakarta: Anggota Dewan Pengarah Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Fadli Zon menyatakan orang-orang di sekeliling calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo dalam Pilpres 2019 ini menguasai paling banyak lahan di Indonesia.
Hal itu ia katakan menyusul pidato kebangsaan Jokowi di Sentul, Bogor akhir pekan lalu, yang mengatakan dengan senang hati jika pemilik konsesi lahan berstatus hak guna usaha (HGU)mengembalikannya kepada negara.
Fadli menyatakan seharusnya semua konsesi lahan yang dimiliki orang-orang yang berada di sekitar Jokowi alias Tim Kampanye Nasional (TKN) turut dikembalikan kepada negara demi keadilan masyarakat Indonesia.
"Dilakukan secara adil kepada semua pihak. Tapi semua [yang memiliki HGU], termasuk saya kira yang paling banyak penguasa lahan itu di sekitar Pak Jokowi sendiri. Termasuk ketua tim suksesnya. Saya kira bagus itu, segera saja dibuat Perppu-nya," kata Fadli di Kompleks DPR/MPR, Jakarta, seperti sitat CNN Indonesia, Selasa (26/2).
Dengan banyaknya orang-orang di TKN Jokowi yang juga punya lahan konsensi, kata Fadli, maka pernyataan Jokowi menjadi bumerang.
"Iya jauh lebih besar. Saya kira bumerang itu. Kita juga berharap kok tanah itu untuk rakyat nantinya, untuk sebesar sebesarnya kemakmuran rakyat," ujar Wakil Ketua DPR ini.
Fadli lantas membeberkan data bahwa gini rasio penguasaan lahan di Indonesia sebesar 0,68 persen. Angka itu sama saja 1 persen orang menguasai sebesar 68 persen lahan di Indonesia.
"Ini sama sekali tidak benar," kata dia.
Meski demikian, capres nomor urut 02 Prabowo Subianto telah siap untuk mengembalikan lahannya apabila negara membutuhkannya.
Namun sebelum itu, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra ini menyarankan agar Jokowi segera menerbitkan Peraturan Pengganti Undang-undang (Perppu) sebagai instrumen kebijakan untuk pengembalian lahan secara lebih adil.
"Saya yakin kalau Pak Prabowo sih siap. Dibuat saja Perppu kemudian nanti di DPR kan kita bahas. Nanti bisa kita laksanakan pengembaliannya. Jangan hanya omong doang," kata dia.
RRN/CNNI