Pekanbaru: Setelah polemik seminar Bedah APBD Riau yang menjadi buah bibir karena ketidakhadiran anggota DPRD Riau, Wakil Ketua DPRD Riau, Noviwaldy Jusman berharap ada kampus yang netral di Riau yang mengadakan acara serupa. Ia pun mengaku siap jika diundang.
"Kita berharap ada kampus yang netral mengadakan acara yang sama. Netral dalam artian bebas dari kepentingan apapun, saya siap hadir," kata Noviwaldy Jusman kemarin.
Saat disinggung apakah acara ISEI tersebut penuh nuansa politik, politisi Demokrat ini hanya menjawab secara diplomatis.
"Soal acara kemarin, biarlah masyarakat yang akan menilai. Siapa yang terlalu aktif, siapa yang tidak dalam acara itu," cakap Dedet sapaan akrab Noviwaldy.
Selanjutnya, ia menjelaskan alasannya tidak hadir dalam acara ISEI tersebut dikarenakan acara tersebut waktu bersamaan dengan jadual menghadiri acara yang jauh-jauh hari sudah dijadwalkan.
"Awalnya acara itu akan diadakan Januari, saya sudah menyanggupinya untuk hadir. Ternyata panitia mengundur acara itu dan di hari yang sama saya ada kegiatan lain," tukasnya.
Diberitakan sebelumnya ISEI bersama BI dan Pemprov Riau menggelar acara Bedah APBD Riau tahun 2019. Dalam acara tersebut Gubernur Riau (Gubri) terpilih, Syamsuar mengungkapkan kekecewaannya karena visi misinya yang diusulkan Tim Transisi tidak diakomodir oleh DPRD Riau saat penyusunan APBD Riau 2019.
Padahal menurut Syamsuar, Pemprov Riau sudah membuka diri agar tim transisi terlibat dalam pembahasan APBD Riau 2019 untuk memasukan visi misi Gubernur Riau terpilih.
"Saya ditelefon pak Andi Rachman (Gubernur Riau saat itu) diundang membicarakan program tahun 2019," kata Syamsuar, pekan lalu.
Namun pertengahan jalan, sebut Syamsuar, Andi Rachman mengundurkan diri karena mencalonkan diri sebagai calon legeslatif DPR RI.
Setelah itu, Syamsuar mengaku diundang makan bersama dengan Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Riau, Wan Thamrin Hasyim saat itu di kediamannya.
"Pak Wan Thamrin hadir bersama tim TAPD-nya, saya juga hadirkan tim transisi membahas visi misi agar bisa dimasukan dalam pembahasan APBD 2019," ungkapnya.
"Kalau Pemprov Riau saya kira sudah terbuka memasukan usulan tim transisi, tapi di DPRD tidak diakomodir," ungkapnya.
Namun dalam kesempatan berbeda Noviwaldy Jusman membantah pernyataan Syamsuar.
"Kalau memang tidak diakomodir sama DPRD itu bagian yang mana, Pemprov Riau buang badan itu namanya, kami tidak ada motong-memotong," tegas Dedet sapaan akrab Noviwaldy.
Politisi Demokrat ini mengatakan, dirinya sangat menyayangkan statement Syamsuar yang disampaikannya pada seminar dengan tema "Bedah APBD 2019" yang ditaja ISEI Riau kemarin. Dedet mengatakan seharusnya Syamsuar mempelajari terlebih dahulu APBD.
"Gubernur terpilih maupun tak terpilih itu kalau bicara harus sesuai fakta dan data, lihat dulu. Kita kan pernah memberikan kesempatan, bahkan DPRD memberikan ruang untuk silahkan masukkan visi misi, pintu masuknya di TAPD (Tim Anggaran Pemerintah Daerah)," paparnya.
Ia menambahkan, Tim Transisi tidak pernah mau komunikasi dengan DPRD, pihaknya juga kembali mengatakan sampai saat ini tidak mengetahui bentuk dari visi misi gubernur terpilih tersebut.
Lebih lanjut, selain menyayangkan ia mengatakan pernyataan Syamsuar tersebut bisa merusak hubungan antara eksekutif dan legislatif.
RR/clc/Adv