Karhutla di Bengkalis Meluas

Administrator - Kamis, 14 Februari 2019 - 19:32:11 wib
Karhutla di Bengkalis Meluas
Foto Illustrasi: Kebakaran hutan dan lahan di Pulau Rupat, Kabupaten Bengkalis, Riau. Ant/FB Anggoro/mtvn

Bengkalis: Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Kabupaten Bengkalis Provinsi Riau terus meluas dan diperkirakan mencapai ratusan hektar.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bengkalis Tajul Mudarris, mengatakan karhutla yang terjadi saat ini sudah mencapai ratusan hektar dan terluas di Kecamatan Rupat hingga Kamis 14 Februari 2019.

"Dari data yang kita terima dari Pusdatin PB-BPD, karhutla yang terjadi saat ini ada di tujuh kecamatan dan di Rupat ada empat lokasi, diantaranya desa Teluk Lecah, pergam, Terkul yang diperkirakan mencapai 150 hektar, "kata Tajul Mudaris di Bengkalis, Kamis (14/02/2019).

Tajul menuturkan, untuk penanganan saat ini tim dari Pusdatin dan Rescue BPBD Kecamatan Rupat, masyarakat peduli api (MPA), Fire fighter PT. SRL, TNI, POLRI, perangkat Kelurahan serta Masyarakat setempat sedang berjibaku memadamkan api dilokasi kebakaran.

"Tim kesulitan karena lokasi yang jauh dan berstruktur tanah gambut, ditambah lagi kesulitan air dilokasi dan cuaca yang panas sehingga api sulit dipadamkan," ungkap Tajul. 

Sedangkan di Kecamatan Tualang Mandau karhutla yang terjadi di dua lokasi yang merupakan lahan masyarakat dan diperkirakan mencapai 18 hektar. 

Selain itu di Kecamatan Siak Kecil karhutla yang terjadi mencapai 17 hektare di dua lokasi dan di Kecamatan Bantan sembilan hektare di dua lokasi, sedangkan di Kecamatan Bukit Batu mencapai delapan hektare di tiga lokasi yang berbeda. 

"Di Kecamatan Bathin Solapan mencapai tiga hektare dan Rupat Utara satu hektare,  sedangkan Kecamatan Bengkalis dan Bantan nihil," jelasnya lagi. 

Akibat meluasnya Karhutla di daerah itu, pihaknya akan melakukan peningkatan status siaga bencana dan hari ini menurutnya akan dilaksanakan rapat bersama stake holder.

"Kami menghimbau kepada masyarakat untuk waspada lingkungan dan tidak membakar lahan, karena sanksi yang ditetapkan sudah ada aturannya dan data dari BMKG sampai akhir bulan ini terjadi kemarau kering," ungkapnya.

Sementara itu, warga Pulau Rupat Nur (25) mengaku kabut asap menyelimuti daerah itu akibat kebakaran yang terjadi.


RRN/Siti Zubaidah