Jakarta (RRN) - Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo menilai, para pemegang mata uang asing di dunia saat ini sudah mulai beralih ke dolar. Alasannya, karena dolar menguat terhadap hampir seluruh mata uang di dunia.
"Kita tahu bahwa di dunia selama satu bulan terakhir kan ada pergerakan dari yang tadinya pegang mata uang negara berkembang lari ke safe haven country, memegang mata uang dolar maupun mata uang negara-negara maju," ujarnya di Gedung BI, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Jumat, 28 Agustus 2015.
Selain peralihan mata uang, Agus menambahkan, para trader tadi juga mulai menjual obligasi yang mereka miliki untuk beralih ke obligasi-obligasi dan surat berharga di negara maju.
Namun begitu, dirinya menilai jika hal itu hanya sementara. Pasalnya, hal tersebut hanya didasarkan pada kepanikan yang terjadi akibat global sell di pasar modal. "Tapi setelah itu pasti ada koreksi lagi," sambung dia.
Sedangkan bagi Indonesia, dana asing yang masuk masih net inflow sebesar Rp44 triliun atau lebih kecil dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp150 triliun. Akibatnya, defisit impor akan lebih besar dari ekspor dan kemudian ada pengaliran dana ke transaksi yang lebih rendah sehingga menyebabkan pelemahan terhadap rupiah.
"Tetapi kami optimistis. Kami mohon ke masyarakat jangan khawatir yang enggak perlu, tapi sebetulnya ekonomi kita menuju ke arah yang baik. Dan nanti kalau kita lihat pencairan APBN dan APBD berjalan dengan baik kita lihat nanti infrastrukturnya mulai berjalan ini semua akan membut ekonomi lebih mengarah ke yang lebih baik," pungkas dia. (mtvn/n)