New York: Harga minyak dunia jatuh sekitar lima persen ke posisi terendah dua bulan pada akhir perdagangan Selasa waktu setempat (Rabu WIB), karena aksi jual di pasar ekuitas global menimbulkan kekhawatiran tentang pertumbuhan permintaan.
Mengutip Antara, Rabu, 24 Oktober 2018, minyak mentah Brent untuk pengiriman Desember merosot USD3,39 atau 4,3 persen menjadi menetap pada USD76,44 per barel di London ICE Futures Exchange, setelah terjun 5,0 persen menjadi USD75,88, tingkat terendah sejak 7 September.
Sementara itu, minyak mentah AS, West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Desember mengakhiri sesi di USD66,43 per barel di New York Mercantile Exchange, turun sebanyak USD2,93, setelah sempat jatuh 5,2 persen menjadi USD65,74, tingkat terendah sejak 20 Agustus.
Jika minyak mentah AS turun di bawah USD65 per barel, angka psikologis penting, dan itu dapat memicu penjualan teknis lebih lanjut, kata para pedagang.
Harga minyak juga merosot setelah Arab Saudi mengatakan dapat memasok lebih banyak minyak mentah dengan cepat jika diperlukan, sehingga mengurangi kekhawatiran jelang pemberlakuan sanksi-sanksi AS terhadap Iran.
Kedua kontrak mencatat persentase penurunan terbesar sejak Juli. Dalam perdagangan usai penyelesaian, harga-harga memperpanjang kerugian karena data dari American Petroleum Institute (API) menunjukkan peningkatan besar dalam persediaan minyak mentah AS.
"Tingkat keparahan jatuhnya cukup mencolok, tetapi di perdagangan dunia saat ini kita memiliki hari-hari semacam ini sedikit lebih sering. Sekarang kita harus menunggu dan melihat apakah ini terus berputar di luar kendali," kata Gene McGillian, wakil presiden riset pasar untuk Tradition Energy di Stamford, Connecticut.
Abd/mtvn