Jakarta: Aktris Kate Winslet dan Emma Stone bergabung dengan sekitar 200 bintang Inggris untuk menentang pelecehan dan kekerasan seksual. Tuntutan itu dituliskan dalam sebuah surat terbuka yang dirilis pada Minggu (18/2), jelang ajang penghargaan British Academy Film Awards (BAFTA).
Selain Winslet dan Stone, surat terbuka itu juga ditandatangani Emma Thompson, Kristin Scott Thomas, Keira Knightley dan Saoirse Ronan, sebagai bentuk solidaritas dengan gerakan Time's Up di Amerika Serikat dan ajakan berdonasi untuk keadilan para korban.
Surat yang dikirimkan kepada surat kabar The Observer itu dibuka dengan kata "dear sisters," seperti dalam pernyataan para aktris Amerika Serikat bulan lalu saat menyerukan gerakan internasional menuntaskan budaya pelecehan yang terekspos oleh skandal Harvey Weinstein.
"Di masa lalu, kita tinggal di dunia di mana pelecehan seksual adalah lelucon mengganggu, bagian yang tidak dapat dihindari dan canggung bagi gadis atau wanita. Hal itu jelas tidak bisa dibahas, apalagi diselesaikan," bunyi surat itu, dikutip AFP.
"Pada 2018, kita tampaknya telah terbangun di dunia yang siap untuk perubahan. Jika kita benar-benar memanfaatkan momen ini, sebuah garis di pasir bisa berubah menjadi batu."
Surat yang diterbitkan di The Royal Albert Hall, London, diperkirakan akan dilanjutkan dengan gerakan seperti yang dipentaskan di Golden Globes bulan lalu. Para bintang nantinya diperkirakan akan turut mengenakan pakaian hitam sebagai bentuk solidaritas dengan para korban dan perlawanan pada kasus tersebut.
"Seiring mendekatnya BAFTA, sebuah waktu perayaan dan pengakuan bagi industri ini, kami berharap dapat merayakan momen solidaritas dan persatuan yang luar biasa ini melintasi perbatasan dengan bergabung dan membuat gerakan ini menjadi internasional," lanjut isi surat tersebut.
Selain soal pelecehan seksual, mereka juga menyatakan tuntutan terkait kesenjangan gaji berdasar gender dan perubahan yang membuat pekerjaan lebih tidak aman.
"Gerakan ini adalah titik temu, dengan percakapan melintasi ras, kelas, komunitas, kemampuan dan lingkungan kerja, untuk membicarakan ketidakseimbangan kekuasaan," lanjut surat itu.
Sekitar 160 aktivis dan akademisi telah menandatangani sebuah surat yang menjanjikan dukungan bagi yayasan baru, untuk membuat tempat kerja aman dan mendukung korban pelecehan.
Para penandatang lantas berterima kasih kepada bintang-bintang kelas atas yang ikut membantu mendorong isu-isu seperti pelecehan seksual dan pemerkosaan ke dalam kesadaran publik dengan cara yang belum pernah terjadi sebelumnya.
"Kami percaya bahwa ini adalah saat dimana kita bisa memanfaatkan energi kolektif kita untuk membongkar tembok kesunyian yang mengelilingi kekerasan terhadap perempuan dan anak perempuan," tulis pernyataan itu.
Aal/Cnni