Jakarta: Kementerian Pertanian berencana menganggarkan dana Rp100 miliar guna mengembangbiakkan sapi jenis baru yang dinamakan Gatot Kaca pada tahun depan. Anggaran ini meningkat lima kali lipat dibandingkan pada tahun ini sebesar Rp20 miliar.
Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengatakan, penambahan anggaran ini disebabkan karena pemerintah senang dengan hasil program uji coba sapi Gatot Kaca. Sapi jenis tersebut merupakan sapi persilangan sapi asal Belgia, Belgian Blue Cattle dengan sapi Frisian Holstein (FH) dan sapi Simmental. melalui teknik inseminasi buatan. Adapun, sapi ini lahir pada awal tahun ini.
"Saking gembiranya kami akan anggarkan Rp100 miliar tahun depan untuk sapi tersebut. Tahun ini saja kami anggarkan Rp20 miliar," jelas Amran di Cipinang, Jakarta Timur, Sabtu (17/6).
Kegembiraan Amran bukan tanpa alasan. Pasalnya, sapi Gatot Kaca ini diperkirakan bisa memiliki bobot 1,5 ton hingga 2 ton dalam kurun waktu tiga hingga empat tahun. Apalagi, bagian sapi yang bisa dipotong (karkas) mencapai 80 persen dari bobot tubuhnya. Angka ini lebih tinggi dibanding sapi jenis lain yang rata-rata karkasnya hanya 60 persen.
"Dalam empat bulan saja, bobot sapi gatot kaca ini sudah mencapai 161 kilogram (kg), dengan masa depan daging mencapai 1,5 ton hingga 2 ton," katanya.
Menurutnya, sapi Gatot Kaca bisa menjadi jawaban atas kebutuhan swasembada daging demi mengurangi impor. Apalagi, saat ini daging impor mendominasi persediaan daging nasional.
Menurut data Kementerian Pertanian pada akhir Mei, stok sapi impor tercatat 11.696 ton atau 20,26 persen dari total persediaan nasional sebesar 57.705 ton. Sementara itu, stok daging kerbau yang dilakukan Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) tercatat 33.504 ton atau 58,06 persen. Dengan kata lain, daging impor mengambil 78,32 persen persediaan daging nasional.
"Makanya, kami akan terus minta promosi untuk sapi Gatot Kaca. Kami minta lahirkan 1.000 sapi Gatot Kaca (tahun ini), lalu 10 ribu, dan nanti kalau bisa 100 ribu sapi per tahunnya," tutur Amran.
Cnni/agi