RADARRIAUNET.COM - Dinas Kesehatan (Diskes) Kabupaten Kepulauan Meranti telah menyiapkan sebanyak 5 Rumah Tunggu Kelahiran (RTK). Dengan harapan, angka kematian ibu dan bayi di Kabupaten Termuda di Riau ini dapat diminimalisirkan, namun minat masyarakat masih kurang untuk dirujuk.
Kelima RTK yang telah disiapkan tersebut yakni 4 di Puskesmas mampu Pelayanan Obstetru Neonatal Emergensi Dasar (PONED). Diantaranya di Desa Alai, Desa Anak Setatah, Desa Tanjung Samak dan Kelurahan Teluk Belitung. Sementara satu lagi di Kecamatan Tebingtinggi tepatnya di Jalan Utama Selatpanjang Kota.
Kepala Diskes Kepulauan Meranti, dr Irwan Suwandi, melalui Seksi Kesehatan dan Gizi Keluarga Bidang Promosi Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Meranti, Nur Hafsah mengatakan bahwa rata-rata pasien yang hamil tidak sabar menunggu dan tidak mau dirujuk.
"Biasanya pasien hamil tidak mau dirujuk, padahal kita sudah menyediakan berbagai macam fasilitas untuk menunjang kelahirannya, kita siap on call 24 jam, bahkan ada yang mengatakan biarlah mati melahirkan dirumah daripada dirujuk," kata Nur Hafsah.
Nur Hafsah menjelaskan, RTK ini adalah rumah penduduk yang memenuhi syarat kesehatan dan dikontrak selama 1 tahun dimana biaya kontraknya Rp2 juta perbulan, diperuntukkan ibu hamil yang rumahnya jauh dari Fasyankes atau di daerah sulit. Bagi pengguna fasilitas ini tidak tidak dipungut biaya sepeserpun alias gratis.
Selama di RTK, ibu hamil dan pendamping 1 orang juga mendapat biaya makan dan transport pergi-pulang dari rumah ke RTK yang besarannya sesuai SBU. Ibu hamil biasanya dirujuk ke RTK, 5 hari sebelum melahirkan.
Untuk itu Ia berharap agar ibu-ibu hamil yang berada di daerah yang sulit dan jauh dari Fasyankes agar mau memakai fasilitas kesehatan ini, sehingga angka kematian kelahiran bisa ditekan. Mengingat sejauh ini ibu hamil di Kepulauan Meranti masih sering melahirkan di rumah. Dia juga mengatakan bahwa RTK bisa dimanfaatkan oleh masyarakat yang akan segera melahirkan. Tujuannya untuk memantau perkembangan ibu.
Sebelumnya, Kepala Diskes Kepulauan Meranti, dr Irwan Suwandi, pernah mengatakan bahwa dengan disiapkannya RTK tersebut tentunya bisa meningkatkan jumlah kelahiran di Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Fasyankes) di wilayah kerjanya.
Irwan menyadari dengan letak geografis Kepulauan Meranti. Dimana Kepulauan Meranti merupakan daerah berpulau dengan dibatasi selat, sehingga akses ke Fasyankes masih menjadi penyebab tingginya tingkat kematian ibu dan bayi di daerah ini.
Sebagaimana diketahui dari data Dinas Kesehatan Kepulauan Meranti, data kematian ibu dan bayi pada 2015 lalu sebanyak 63 kasus yang terdiri dari 5 kasus kematian ibu dan 58 kasus kematian bayi.
Sementara pada 2016, per 31 September angka kematian ibu sebanyak 7 kasus dan kematian bayi sebanyak 56 kasus. Dinas Kesehatan Kepulauan Meranti menilai bahwa angka tersebut sudah di posisi bahaya dan sangat mengkhawatirkan.
rgc/fn/radarriaunet.com