Filipina Klaim Hubungan Militer dengan AS Tetap Solid

Administrator - Kamis, 15 September 2016 - 14:43:26 wib
Filipina Klaim Hubungan Militer dengan AS Tetap Solid
Duterte mengatakan bahwa warga Amerika di Mindanao justru merupakan target utama penculikan militan-militan separatis, seperti Abu Sayyaf yang berafiliasi dengan ISIS. cnn

RADARRIAUNET.COM - Juru bicara angkatan bersenjata Filipina, Restituto Padilla, memastikan bahwa hubungan pertahanan dengan Amerika Serikat tetap kuat meskipun Presiden Rodrigo Duterte meminta pasukan khusus AS yang berada di selatan negaranya untuk hengkang.

"Pernyataan terakhir itu hanya akan berdampak pada sejumlah personel Amerika yang berada di Kota Zamboanga," ujar Padilla dalam sebuah pernyataan yang dikutip Reuters, Selasa (13/9).

AS memang menurunkan pasukan khusus mereka ke Zamboanga pada 2002 untuk melatih dan membimbing tentara Filipina dalam menghadapi kelompok militan Abu Sayyaf.

"Mereka memberikan bimbingan teknis dan pelatihan bagi rekan mereka dari Filipina untuk melawan terorisme di Filipina. Kami memastikan bahwa masyarakat dan sekutu bahwa hubungan pertahanan Filipina masih tetap solid," ucap Padilla.

Di awal program ini, ada 1.200 tentara AS yang diturunkan ke Mindanao. Program ini berhenti pada 2015, namun masih ada sejumlah kecil tentara AS di daerah itu untuk memberi dukungan teknis dan logistik.

Namun menurut Duterte, kehadiran AS di wilayah itu akan mempersulit perlawanan terhadap militan separatis.

Duterte mengatakan bahwa warga Amerika di Mindanao justru merupakan target utama penculikan militan-militan separatis, seperti Abu Sayyaf yang berafiliasi dengan ISIS.

"Mereka harus pergi. Saya tidak ingin ribut dengan Amerika. Tapi mereka harus pergi. Warga Amerika, militan akan membunuh mereka, mereka akan diculik untuk mendapat tebusan," kata duterte dalam pidatonya usai mengambil sumpah pejabat-pejabat baru.

Tak lama setelah Duterte menyampaikan hal tersebut, Menteri Luar Negeri Filipina Perfecto Yasay menegaskan bahwa Manila akan tetap menghargai perjanjian dengan AS.

"Presiden sudah mengatakan, bahkan menyebutnya dalam pernyataan prioritas saat pelantikannya, bahwa kami akan menghormati dan terus menghargai kewajiban dan komitmen perjanjian bahkan juga dengan AS," kata Yasay.

Yasay menekankan bahwa komentar Duterte yang meminta pasukan AS untuk angkat kaki dari Filipina kali ini pun bukan berarti Manila akan mencabut pernyataan prioritas itu.

"Pernyataannya sekarang bukan bermaksud dan seharusnya tidak dianggap sebagai sinyal bahwa ia akan menarik pernyataan sebelumnya untuk menghormati perjanjian," ucap Yasay.

Sementara itu, Juru bicara Kemlu AS, John Kirby, mengaku belum ada komunikasi dengan Filipina terkait permintaan Duterte tersebut. Namun dia menegaskan, AS berkomitmen tetap mendukung pertahanan Filipina, terutama saat ini terkait konflik Laut China Selatan dengan China.

Hal serupa disampaikan oleh juru bicara Pentagon, Garry Ross, yang mengatakan "akan berkonsultasi dengan mitra Filipina kami untuk memastikan bantuan AS yang paling tepat bagi kebijakan pemerintah baru" dalam hal pemberantasan terorisme.

Sebelumnya, Duterte memicu ketegangan dengan AS setelah menyebut Obama "anak pelacur". Akibatnya, Obama membatalkan pertemuan dengan Duterte di sela KTT ASEAN di Laos.

Dalam pidatonya di KTT Asia Timur, Duterte membantah tudingan kejahatan terhadap kemanusiaan di Filipina menyusul tewasnya lebih dari 2.000 orang yang diduga bandar dan pengguna narkoba. Dia malah menunjukkan pelanggaran HAM AS di Filipina seabad yang lalu.


cnn/fn/radarriaunet.com