RADARRIAUNET.COM - PT Blue Bird Tbk (BIRD) berhati-hati untuk melakukan ekspansi pada tahun ini menyusul melambatnya perekonomian nasional dan semakin ketatnya persaingan bisnis dengan transportasi berbasis daring (online).
Direktur Blue Bird Adrianto Djokosoetono menuturkan, perusahaan tidak akan sepenuhnya melakukan ekspansi pada tahun ini. Menurutnya, Blue Bird lebih fokus pada penambahan armada meski belum menentukan berapa jumlah mobil yang akan didatangkan.
"Penambahan armada tergantung kondisi ekonomi nanti bagaimana, kalau ekonomi membaik kami akan lebih agresif, tapi ekspansi akan kami rem," ujarnya, Kamis (2/6).
Menurutnya, tahun ini merupakan tahun yang menantang bagi perusahaan. Selain karena lambannya pertumbuhan ekonomi, isu kenaikan suku bunga The Fed juga berdampak pada menurunnya daya beli masyarakat. Selain itu, dihapusnya kebijakan mobil berpenumpang tiga orang (three in one) juga menjadi tantangan sendiri bagi pengemudi.
"Dihapusnya three in one menambah kepadatan lalu lintas, ini membuat tantangan kami lebih besar lagi," jelasnya.
Adi Hartadi, Head of Investor Relations Blue Bird mengungkapkan, perseroan sudah menambah 500 armada baru pada kuartal I 2016, yang sebagian besar berjenis MPV Honda Mobilio. Menurutnya, penambahan armada tersebut telah menyerap sekitar 60 - 75 persen belanja modal Blue Bird
"Capex (capital expenditure) kami tahun ini Rp1 triliun sampai Rp 1,2 triliun. Pada kuartal I kemarin sudah terpakai Rp400 miliar, sebagian besar untuk penambahan armada dan sisanya biaya operasional," katanya.
Ia menambahkan, dana belanja modal itu mayoritas berasal dari pinjaman bank (70 persen) dan sisanya dari kas internal (30 persen). Beberapa bank yang telah berkomitmen memberikan pinjaman antara lain Bank OCBC NISP, BCA, dan Bank Mandiri.
Sejauh ini, lanjut Adi, baru Bank Mandiri yang telah mencairkan pinjamannnya untuk Blue Bird, yakni sebesar Rp1,5 triliun. Namun, ia menambahkan, pinjaman tersebut akan digunakan secara bertahap.
cnn/radarriaunet.com