RADARRIAUNET.COM - Kekerasan yang dialami oleh etnis Rohingya di Myanmar sejak 2012, menyisakan masalah. Salah satunya adalah pengungsi Rohingya.
Jumlah pengungsi Rohingya di akhir 2014 hampir mencapai 500 ribu yang tersebar di beberapa negara, termasuk negara anggota ASEAN seperti Indonesia, Malaysia dan Thailand. Mereka mencari suaka, menyelamatkan diri dari pembantaian etnis mereka di Myanmar.
"Atas nama kemanusiaan, pemerintah dan berbagai lembaga kemanusiaan harus membantu pengungsi Rohingya. Kami mendorong negara anggota ASEAN bantu pengungsi Rohingya,” ujar Presiden Southeast Asia Humanitarian (SEAHUM), Imam Rulyawan di sela-sela Konferensi tentang Rohingya yang digelar SEAHUM dan Dompet Dhuafa di Bogor, dalam keterangan tertulisnya kepada media, Rabu (18/5/2016).
SEAHUM sebagai jejaring lembaga kemanusiaan di negara-negara Asia Tenggara telah melakukan berbagai program untuk membantu para pengungsi Rohingya. Di antara program yang dilakukan pada aspek kesehatan, pendidikan, suplai makanan, sanitasi, penampungan sementara, dan advokasi.
Beberapa lembaga kemanusiaan selain seperti Dompet Dhuafa, Rumah Zakat dan Pos Keadilan Peduli Umat (PKPU), turut turun tangan dalam upaya membantu pengungsi Rohingya.
"Upaya kami selanjutnya yang lebih penting adalah advokasi dan menyelesaikan akar masalah terkait Rohingya ini. Kerja kolektif berbagai lembaga kemanusiaan di SEAHUM ini sebagai bentuk diplomasi kemanusiaan," terang Imam.
Konferensi untuk Rohingya
Konferensi tentang Rohingya yang digelar 18-19 Mei 2016 di IPB Convention Center ini diharapkan dapat menjembatani para pemangku kepentingan yang telah berkontribusi dalam masalah Rohingya. Konferensi juga diharapkan dapat memperkuat kerjasama yang lebih baik antara berbagai lembaga kemanusiaan atas isu Rohingya.
Dalam konferensi ini akan dibahas beberapa masalah yang berkaitan dengan isu-isu Rohingya, seperti memahami peluang dan tantangan untuk Rohingya setelah pemilihan umum di Myanmar. Juga dibahas peran negara-negara ASEAN untuk membantu pengungsi Rohingya dan cara membuat kerja sama yang baik dengan semua pemangku kepentingan di ASEAN untuk memecahkan masalah Rohingya.
"Pembiayaan kemanusiaan Islam akan menjadi topik yang menarik juga dalam konferensi ini. Mengingat bahwa dalam krisis kemanusiaan, pendanaan merupakan salah satu hal penting dan selalu dibutuhkan," papar Imam yang juga menjabat sebagai Direktur Program Dompet Dhuafa.
Konferensi ini dihadiri oleh para pegiat kemanusiaan Dompet Dhuafa dari berbagai negara di Asia Tenggara dan akademisi di antaranya Bambang Suherman (Dompet Dhuafa), Hafidzi Mohd Noor (MyCare Malaysia) Heru Susetyo (PAHAM), Suryatno (Langsa Task Force, Aceh, Indonesia), dan Wai Wai Nu (Woman Peace Network, Arakan).
alex harefa/Mtvn/Radarriaunet.com