Jakarta (RRN) - Promosi Gerhana Matahari Total (GMT) semakin santer gaungnya. Fenomena alam yang hanya berlangsung 350 tahun sekali ini sangat menarik perhatian wisatawan untuk menyaksikannya.
Tak sedikit dari wisatawan telah memesan hotel di kota yang dilewati GMT sejak jauh hari. Mereka tidak ingin melewatkan momen langka yang mungkin hanya bisa dinikmati ssekali seumur hidup.
Bagi Anda yang belum menentukan kota atau lokasi untuk melihat GMT, ada baiknya cek dulu durasi GMT di tiap kota. Berikut durasi GMT di tiap kota Indonesia yang dilewati:
1. Palembang 1 menit 52 detik
2. Bangka 2 menit 8 detik
3. Belitung 2 menit 10 detik
4. Tanjung Pandan 2 menit 10 detik
5. Sampit 2 menit 8 detik
6. Balikpapan 1 menit 9 detik
7. Palangkaraya 2 menit 29 detik
8. Palu 2 menit 4 detik
9. Poso 2 menit 40 detik
10. Luwuk 2 menit 50 detik
11. Halmahera 1 menit 36 detik
12. Ternate 2 menit 39 detik
Jika diamati, semakin ke arah timur, durasi GMT semakin lama. Sebab, jalur GMT dimulai dari Laut Hindia di bagian barat dan melalui 12 daerah, puncaknya di Ternate.
"Itu juga karena jalur gerhana makin melebar, bayangan matahari makin ke timur dan akan berakhir di Pasifik pada tengah hari," tukas Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Sosial (LAPAN) Thomas Djamaludin, Kamis (3/3/2016).
Menurut Thomas, fenomena serupa pernah terjadi pada 1983. Kali ini, GMT akan menjadi ajang penelitian bagi banyak ilmuwan.
LAPAN tak mau ketinggalan dengan melakukan dua riset, yakni bersama BMKG akan mengamati perubahan magnet bumi dan secara independen akan mengkaji ulang teori einstein.
"Jadi benda bermasa besar itu ruang waktunya melengkung, artinya cahaya akan dibelokkan. Sehingga waktu ada cahaya silau saat matahari ditutup bulan, posisi bintang di sekitar matahari itu bukan pada posisi sebenarnya karena sudah dibelokkan matahari. Itu akan kita buktikan ulang, sehingga menambah bukti," pungkasnya.
NIN/ MTVN/RRN