Riau Berupaya Wujudkan Pembangunan Masyarakat Berbudaya, Beriman dan Bertaqwa

Administrator - Senin, 07 Desember 2015 - 23:48:54 wib
Riau Berupaya Wujudkan Pembangunan Masyarakat Berbudaya, Beriman dan Bertaqwa
BERDASARKAN Peraturan Daerah (Perda) Provinsi Nomor 36 Tahun 2001 memuat visi Riau 2020 "Terwujudnya Provinsi Riau sebagai Pusat Perekonomian dan Kebudayaan Melayu dalam lingkungan masyarakat yang agamis, sejahtera lahir dan Bathin di Asia Tenggara Tahun 2020".
 
Untuk memberikan gambaran secara nyata sebagai upaya penjabaran Visi Pembangunan Riau 2020, maka perlu visi lima tahunan agar setiap tahap untuk periode pembangunan jangka menengah tersebut dapat dicapai sesuai dengan kondisi, kemampuan dan harapan yang ditetapkan berdasarkan ukuran-ukuran kinerja pembangunan.
 
Makna dari Visi Pembangunan Riau 2020 tersebut menegaskan, apapun tujuan yang dicapai, betapapun tinggi dan luasnya cita-cita tersebut, haruslah tetap berjalan dalam koridor agama. Oleh karena itu lingkungan masyarakat yang agamis adalah harga yang tidak bisa ditawar lagi dalam mewujudkan Visi Riau 2020.
 
 
Pilihan untuk menetapkan rumusan Visi Riau 2020 tersebut didasari pertimbangan yang matang dengan menggali nilai-nilai filosofis yang berakar dari budaya dan kehidupan masyarakat Riau yaitu budaya Melayu yang berkaitan dengan Islam. Filosofi pembangunan daerah Provinsi Riau mengacu kepada nilai-nilai luhur kebudayaan Melayu, sebagai kawasan lintas budaya yang telah menjadi jati diri masyarakatnya. “Tuah Sakti Hamba Negeri, Esa Hilang Dua Terbilang, Patah Tumbuh Hilang Berganti, Takkan Melayu Hilang di Bumi”.
 
Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Riau, H Arsyadjuliandi Rachman yang akrab disapa Andi Rachman melakukan berbagai upaya agar budaya Melayu tidak tercemarkan dengan paham radikal. Salah satunya dengan meminta organisasi keagamaan seperti Majelis Ulama Indonesia (MUI) Riau untuk mengawalnya.
 
Hal itu menurutnya perlu, sekaligus untuk mewujudkan visi misi Riau menjadi Pusat Kebudayaan Melayu pada 2020. "Melayu identik dengan Islam. Ini bagian tugas dari MUI Riau untuk mengawalnya. Kalau tak bisa diselesaikan berarti kita masih punya utang," kata Andi Rachman di satu kesempatan di sebuah acara di Pekanbaru beberapa waktu lalu.
 
Ia mengatakan, jika Riau telah kokoh dengan budaya, maka amanlahmasyarakatnya, karena itu MUI harus bisa meredam adu domba yang bisa merusak tatanan hidup beragama, bersosial dan bermasyarakat. Apalagi, lanjutnya, sudah banyak perubahan di Riau. Ini karena banyaknya pendatang dari berbagai etnis ke Riau mengingat pertumbuhan ekonominya yang tertinggi di Sumatera. "Melayu harus dijaga dan dikawal bersama-sama. Kalau lengah akan tergerus," kata Andi Rachman.
 
 
Untuk itu, dengan membangun masyarakat yang berbudaya Melayu, Beriman dan Bertaqwa maka seluruh daya dan upaya dilakukan Pemerintah Provinsi Riau. Kebijakan itu, mulai dari perkenalan pendidikan agama sejak usia dini, beasiswa, maupun program-program lainnya.
 
Demi terwujudnya program tersebut, Plt Gubri mengaku akan memantau secara terjadwal Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di lingkungan Pemerintah Provinsi Riau. Tujuannya, agar kegiatan yang dijalankan masing-masing SKPD tidak keluar dari jalur.
 
Arsyadjuliandi mengatakan, pencapaian yang ingin diwujudkan melalui pokok-pokok visi tersebut adanya keseimbangan antara kesejahteraan masyarakat dan pembangunan ekonomi melalui pelayanan dasar yang berkualitas, infrastruktur yang memadai dan pembangunan berkelanjutan dengan aparatur yang andal dan tetap berada dalam nilai agama, filosofi, moral dan budaya. (adv)