PEKANBARU (RR) - Bank Riau Kepri mengusulkan penambahan modal sebanyak Rp300 miliar di APBD-P 2015 yang akan segera dibahas. Hal ini bertujuan untuk peningkatan buku, yakni istilah level perbankan, dari buku dua menjadi buku tiga.
Ketua Komisi C DPRD Riau, Aherson mengatakan, pihaknya menyambut baik keinginan Bank Riau Kepri yang ingin menaikkan peringkat bukunya tersebut, karena hal tersebut merupakan usulan yang bagus untuk perkembangan Bank Riau Kepri kedepannya. Selain itu, menurutnya Bank Riau Kepri memiliki prestasi yang cukup membanggakan dibanding BUMD lainnya di Riau.
"Bank Riau Kepri memang mengusulkan penambahan modal sekitar Rp 300 miliar. Usulahan ini kita dukung, karena BRK memiliki prestasi yang baik selama ini. Jadi perusahaan daerah seperti ini wajib didukung pemerintah untuk perkembangan dan kemajuannya kedepan," kata Aherson, Senin (3/8).
Dijelaskan Aherson, syarat dalam sebuah perbankan adalah mendapatkan peringkat buku tiga, yakni perbankan tersebut memiliki aset diatas Rp 20 triliun. Dikatakan Aherson, aset Bank Riau Kepri sebenarnya sudah mencapai Rp 21 triliun. Namun karena modalnya terbilang pas-pasan, kemudian pihak Bank Riau Kepri meminta minta tambah modal.
"Kalau perbankan sudah mencapai peringkat buku tiga, maka ruang lingkup pengkreditan akan semakin luas, dan bisa membuka cabang ke provinsi lain, serta tidak dipersulit. Selain itu banyak lagi keleluasaan dalam pengembangan yang
dimiliki Bank Riau Kepri kalau sudah berstatus buku tiga," ujarnya.
Ada pun total bantuan APBD Riau ke Bank Riau Kepri sejak mulai berdiri sudah ada sekitar Rp 1 triliun. Sementara deviden atau bagi hasil dengan pemerintah daerah sampai tahun 2014, berjumlah sekitar juga Rp 1 triliun. Jadi modal yang diberikan pemerintah daerah selama ini sudah kembali modal.
"Modal pemerintah daerah terhadap Bank Riau Kepri sudah kembali. Sekarang kita tinggal pemberian dukungan terhadap Bank Riau Kepri, supaya bisa mengembangkan sayap dan berekspansi ke provinsi lain," imbuh Aherson.
Anggota Komisi C DPRD Riau lainnya, Husni Tamrin mengatakan, perkembangan aset Bank Riau Kepri sangat cepat dibandingkan perbankan swasta lain. Dengan penambahan modal nanti diharapkan BRK bisa berkembang seperti perbankan milik daerah di provinsi lainnya, seperti, Bank Nagari Sumatera Barat, Bank Jabar dan
Bank DKI dan beberapa perbankan lainnya.
"Yang harus dibenahi adalah interen direksi perusahaan. Direksi harus dilakukan penyegaran disetiap bidang, maksimal jabatan dipegang sekitar 3 tahun. Sehingga pejabat tersebut merasa bosan dan tidak bermain dengan nasabah," tuturnya.
Politisi Gerindra terasebut juga mengatakan, Bank Riau Kepri harus bisa bekerjasama dengan perusahaan besar, seperti Chevron, RAPP, Indah Kiat, dan sejumlah perusahaan besar lainnya di Riau, karena diperusahaan tersebut banyak kontraktor binaan perusahaan, yang membutuhkan modal.
"Jika uangnya diputar disini, maka bisa mengalahkan pegadaian dan perbankan lain," ulasnya.
Selain itu, menurut Husni Bank Riau Kepri dikenal masyarakat sebagai bank pegawai. Hal ini dikarenakan bank tersebut tidak ada menyentuh kalangan masyarakat sampai ke pedesaan. Pihaknya berharap, dengan penggantian direktur baru beberapa waktu lalu, bisa membuat Bank Riau Kepri lebih baik. (tp/rr)