Bina Marga Riau akan membangun jembatan Reteh yang baru secara permanen. Sayang, baru akan dianggarkan tahun depan dan bertahap.
PEKANBARU (RRN) - Dinas Bina Marga Provinsi Riau akan upayakan pembangunan jembatan Reteh - Indragiri Hilir secara permanen. Sayangnya, rencana pembangunan jembatan yang merupakan akses utama masyarakat tersebut dilakukan secara bertahap.
Kabid Pemeliharaan Jalan dan Jembatan Dinas Bina Marga Provinsi Riau Nopriman HK, dari total Rp100miliar perkirakan kebutuhan pembangunan jembatan, pada tahap pertama Bina Marga akan mengusahakan menggelontorkan anggaran sebesar Rp25 miliar.
Kemudian akan dilanjutkan pada tahun berikutnya yang diharapkan tuntas dalam total tiga tahun anggaran. Meski begitu, tidak tertutup kemungkinan bisa lebih dipercepat pengganggarannya dalam bentuk multiyears.
"Kedepannya kita usahakan penangannya melalui APBD murni 2016 untuk penanganan permanen secara bertahap dalam kurun tiga tahun anggaran. Tapi biar lebih cepat kita usahakan multiyears nanti," kata Nopriman, Jumat (30/10/15).
Untuk Detail Engineering Design (DED) pembangunan jembatannya sendiri sudah dibuatkan. Ada pun, papar Nopriman pembangunan memang sudah tergerus usia tersebut pada APBD-Perubahan tahun ini sebenarnya sudah ada dianggarkan.
Namun mengingat tapi karena pertimbangan sesuatu hal, anggaran itupun batal dilakukan. Apalagi saat ini jembatan penghubung kedua desa juga sudah terlanjur ambruk.
Seperti diberitakan sebelumnya, Jembatan Reteh roboh pada Kamis (29/10/15) sekitar pukul 16.00 WIB, kemarin. Akibatnya, akses transportasi warga menuju ibukota kecamatan, Kotabaru Reteh putus total.
Berdasarkan informasi yang diperoleh riauterkinicom dari lapangan, selama ini kondisi jembatan berusia sekira 30 tahun ini sudah rusak parah, namun tidak pernah dilakukan perbaikan berarti, hanya direhab ringan saja.
Padahal, jembatan ini merupakan akses satu-satu bagi warga yang berada diseberangnya, Kotabaru Siberida dan juga untuk menuju Kecamatan Kemuning.
Jembatan dengan panjang lebih kurang 150 meter ini mengalami kerusakan dan terjun ke sungai sekitar 50 meter. Selama ini diakuinya jembatan ini memang dalam kondisi rusak dan hanya direhab ringan saja.
"Akibat robohnya jembatan ini, arus transportasi warga terputus total untuk menuju ibukota kecamatan, mereka terpaksa menggunakan sampan untuk menyeberang," ujarnya. (mok/fn)