Sempena Sumpah Pemuda,

Pj Walikota Dumai: Pemuda Menuju Aksi Satu untuk Bumi

Administrator - Jumat, 30 Oktober 2015 - 10:19:13 wib
Pj Walikota Dumai: Pemuda Menuju Aksi Satu untuk Bumi

Pj Walikota Arlizman Agus pimpin peringatan Hari Sumpah Pemuda 2015 Pemko Dumai. Pemuda diajak untuk lakukan renovasi mental tangguh, berkarakter, mandiri dan rela berjuang.

DUMAI (RRN) - Upacara memperingatan Hari Sumpah Pemuda ke-87 tahun 2015 dilaksanakan di halaman Eks Kantor Walikota Jalan H.R.Soebrantas Dumai, Rabu (28/10/15) pagi. Pejabat Walikota Dumai Drs.H.Arlizman Agus,MM yang juga selaku Inspektur Upacara (Irup) dalam upacara peringatan yang dilaksanakan di tengah kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) masih menyelimuti kota Dumai.

Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) RI Iman Nahrawi menyebutkan peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-87 tahun 2015 mengambil tema, "Revolusi Mental Untuk Kebangkitan Pemuda Menuju Aksi Satu Untuk Bumi".Tema tersebut diambil atas keprihatinan yang mendalam terhadap dua hal.

Pertama, masyarakat disuguhi fenomena baru tentang berubahnya pola relasi kemasyarakatan akibat arus modernisasi dan kemajuan teknologi informasi.Pesatnya perkembangan teknologi informasi ibarat pisau bermata dua.

Satu sisi ia memberikan jaminan kecepatan informasi sehingga memungkinkan para pemuda kita untuk peningkatan kapasitas pengetahuan dan skill. Namun, pada sisi yang lain membawa dampak negatif.

Informasi-informasi yang bersifat destruktif mulai dari pornografi, narkoba, pergaulan bebas hingga radikalisme dan terorisme juga masuk dengan mudahnya tanpa dapat dibendung dengan baik.

Lahir generasi baru yang memiliki pola pikir serba cepat, serba instan, lintas batas, cenderung individualistik dan pragmatik.Betapa sering, akhir-akhir ini kita disuguhkan kasus-kasus kekerasan dan pembunuhan yang melibatkan anak-anak muda.

Setelah ditelusuri, kasus-kasus tersebut bermula dari interaksi di sosial media.Sosial media, telah menjelma menjadi tempat favorit berkumpulnya anak-anak muda lintas negara, lintas budaya, lintas agama.

"Interaksi mereka di sosial media berjalan real time 24 jam.Tidak mudah bagi orang tua, guru, lembaga pendidikan termasuk negara untuk dapat mengontrolnya.Sehingga disinilah gerakan Revolusi Mental yang digagas oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo menemukan relevansinya," kata Penjabat Walikota Dumai, Arlizman Agus.

"Hanya dengan pembangunan karakter kita bisa kuat, tangguh dan kokoh menghadapi dampak negatif dari modernisasi dan globalisasi. Melalui gerakan Revolusi Mental, kita berharap para pemuda Indonesia memiliki kemandirian untuk mengambil keputusan-keputusan terbaik secara jernih sesuai dengan akal sehat mereka, tanpa harus tergantung dari kehadiran orang tua maupun negara di sampingnya," kata Pj Walikota Dumai H.Arlizman Agus mengutip sambutan Menpora RI Iman Nahrawi.

Menurutnya, sudah bukan eranya lagi pemuda diawasi, dikekang apalagi diintimidasi.Namun kini saatnya anak muda diberikan pendampingan, fasilitasi dan motivasi kepada mereka untuk berkembang dan maju sesuai dengan kemampuan yang mereka miliki.

Keprihatinan kedua kata Menpora RI adalah terkait fenomena pengelolaan Sumber Daya Alam pemuda yang belum sesuai dengan konsep pembangunan berkelanjutan atau Suistanability Development.Sebagai negara tropis, Indonesia menjadi tumpuan dunia untuk menjaga keseimbangan iklim melalui pasokan oksigennya.

"Namun, hari ini justru kita menjadi negara yang menyumbang polusi terbesar di kawasan Asia Tenggara melalui kabut asap. Kita sendiri sudah merasakan dampaknya cukup lama.Dampak kesehatan adalah yang paling nyata.Selanjutnya, dampak perekonomian akibat sistem transportasi yang tidak bisa berjalan dengan baik," terangnya.

Dijelaskannya, salah satu ikrar penting dalam Sumpah Pemuda 1928 adalah 'Satu Tanah Air, Tanah Air Indonesia', poin tersebut secara nyata memberikan tekanan yang sangat kuat kepada para pemuda akan pentingnya menjaga tanah dan air sebagai bagian penting dari komponen bumi, demi keberlangsungan masa depan generasi penerus bangsa.

Sehingga dalam kesempatan ini, Menpora RI mengajak Pemuda Indonesia menjadi khalifah filard (Pemimpin Bumi) yang baik, adil dan bertanggung jawab. Hanya dengan merawat dan menjaga keberlangsungan bumi hingga masa yang akan datang seiring dengan pembangunan peradaban bangsa.

Menurut Menpora RI, Pemuda Indonesia telah mengawali sebuah perubahan besar untuk Indonesia. Tekad dan keberanian pemuda telah menginspirasi dan menguatkan persatuan dan kesatuan bangsa jauh sebelum kemerdekaan Republik Indonesia dideklarasikan.

Negara Indonesia mendapatkan bonus demografi dimana penduduk dengan umur produktif sangat besar sementara usia muda semakin kecil dan usia lanjut belum banyak. Hal ini memberikan keuntungan bagi kita, terutama untuk mempersiapkan strategi menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).

Apabila dikaitkan dengan bonus demografi dan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) maka pemuda Indonesia berpeluang besar menguasai pasar ASEAN.Peluang tersebut tercermin berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik tahun 2013 menyebutkan usia produktif atau angkatan kerja sebanyak 118,19 juta orang.

Angka tersebut tentu unggul dibandingkan negara anggota ASEAN lainnya. Setidaknya Indonesia memiliki perbandingan 38 : 100 yang berarti Indonesia memiliki 38 persen usia produktif dari jumlah penduduk ASEAN.

"Melalui Revolusi Mental Pemuda kita berharap lahir generasi muda Indonesia yang tangguh, berkarakter, mandiri dan rela berjuang untuk kepentingan bangsa dan negaranya.Rela berkorban menanggalkan ego sukunya, ego agamanya, ego kedaerahannya, ego kelompoknya dan ego pribadinya demi kepentingan yang lebih besar yaitu Indonesia, seperti yang pernah dilakukan oleh para pemuda pendahulu kita. Inilah tanah air kita, inilah bumi kita, inilah masa depan kita," tutupnya. (had/fn)