RENGAT (RRN) - Setiap hari jumlah penderita ISPA di Inhu terus bertambah, apa lagi ketersediaan masker di Kabupaten Inhu sangat minim. "Sebagai masyarakat Inhu, saya sangat kecewa dengan pemerintah daerah yang lamban dalam melakukan antisipasi dampak kabut asap ini. Hal itu dibuktikan tidak adanya pendistribusian masker kepada masyarakat sejak satu bulan terakhir," ujar Lely (36) warga Pematang Reba kepada awak media.
Selain itu, apotik yang biasanya memiliki persediaan masker juga mulai kehabisan stok. Kalaupun ada, harga jual masker naik hingga dua kali lipat. "Biasanya, harga masker per kotak hanya Rp25.000, akibat langkah, harga masker diapotik naik menjadi Rp45.000 per kotak," tuturnya.
Dengan demikian, dirinya berharap adanya perhatian khusus Pemkab Inhu dalam mengantisipasi dampak kabut asap tersebut. "Yang dibutuhkan masyarakat bukan sekadar himbauan untuk mengurangi aktifitas diluar ruangan, melainkan langkah konkrit pemerintah untuk melindungi masyarakat dari dampak kabut asap ini," singkatnya.
Menanggapi hal ini, Kepala Dinas Kesehatan Inhu H Suhardi belum berhasil dikonfirmasi. Saat dihubungi ponselnya, ia mengaku sedang memimpin rapat. "Maaf saya sedang rapat, nanti saja," jawabnya singkat. (teu/grc)