Duh . . . Jadi PSK, Putri Indonesia Akui Malu dan Sempat Depresi

Administrator - Senin, 14 September 2015 - 15:09:08 wib
Duh . . . Jadi PSK, Putri Indonesia Akui Malu dan Sempat Depresi
FOTO: tribun.com

RADAR ENTERTAINMENT - Tak pernah terbayangkan dalam diri Whulandary Herman (26) untuk menjadi seorang Pekerja Seks Komersil (PSK).


Dalam kariernya, wanita yang menyandang status sebagai Putri Indonesia 2013 ini justru ditantang menjadi pemeran Eva, seorang PSK yang berasal dari Balikpapan, Kalimantan Timur.


Sosok Eva, yang rela menjual tubuhnya pada lelaki hidung belang, biasa ‘beroperasi’ di rumah bordil 'Paradiso' daerah Balikpapan.
Di tempat itu pula, ia terpaksa menjual diri demi membiayai hidupnya, dan mencari uang untuk kesembuhan penyakit ibunya, yang diperankan oleh aktris lawas Ayu Diah Pasha.


Dalam perjalanan kelamnya, Eva menemukan seorang pria yang bisa menerima dia apa adanya, pria ini diperankan oleh, Maxime Bouttier.
Lantas bagaimana kisah Whulandary yang berperan sebagai PSK?


Enggak mudah buat aku dapat peran ini. Aku sempat depresi. Buat aku, enggak biasa bergaya seperti ini, tapi ini peran yang harus aku jalani," cerita Whulandary saat ditemu di acara press screening film 'Bidadari Terakhir', Epicentrum XXI, Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (7/9/2015) malam.


Diceritakan Whulandary, ia tak cukup percaya diri beradegan mesum dengan lelaki hidung belang. Meski ia tahu, gambar yang diambil, tidak terlalu vulgar.


"Saya enggak percaya diri, malu, apalagi waktu saya pakai baju seksi, stocking jaring-jaring, karena di kamar itu saat syuting ada cameraman, sutradara dan kru, rasanya enggak ngebayangin saja," ceritanya lagi.


Film yang diangkat dari novel karya 'Agnes Davonar' ini sudah dipelajari oleh Whulandary sebelumnya, tak heran saat beradegan menjadi seorang PSK, ia sempat depresi lantaran mendalami perannya.


"Ada momen dimana aku ngerasa depresi. Aku minta libur, aku enggak mau ketemu sama siapapun, kecuali mama aku. Aku ngerasa masuk dalam peran Eva, enggak kebayang kalau jadi dia, dan harus meninggal karena kanker rahim," cerita Whulandary lagi.
Sebelumnya, Whulandary mengaku sangat antusias dengan aksi kemanusiaan yang dilakukan untuk keluarga Indonesia yang kurang beruntung.


Kalau aksi sosial aku suka ajak teman-teman model dan rekan untuk ikutan aksi seperti itu," ujarnya.


Beberapa bulan lalu, Whulandary bahkan nekad terjun ke lokasi proyek untuk mencoba sendiri kondisi rumah tak layak huni keluarga berpenghasilan rendah di Sentul-Bogor.


"Saya mencoba merasakan tinggal di rumah yang tidak ada fasilitas apa-apa, bahkan penghasilan kepala keluarganya saja untuk biaya hidup sehari-hari bisa dikatakan kurang," ujar Whulan terharu.


Menariknya, saat ke Sentul, Whulan sempat merasakan ikut mengaduk semen yang digunakan untuk membangun rumah layak huni.
"Oktober ini, kalau diizinkan, aku ingin ikut lagi," tekadnya.


Untuk aksi selanjutnya, Whulan juga akan mengajak teman-teman selebritas yang lain untuk ikut ambil bagian setidaknya membagi kasih dengan keluarga miskin.


"Sedih ya, padahal lokasi Sentul itu banyak rumah mewah dan mal. Jadi sepertinya kemiskinan itu seperti tepat di depan hidung kita," ujarnya mengekspresikan perasaan melihat fakta yang dilihatnya sendiri.


Whulan terjun dalam aksi sosial ini karena saran dari teman yang sudah lebih dulu menjadi aktivis Habitat for Humanity Jerman.
Saat diberitahukan jika di Indonesia juga ada cabang LSM tersebut, Whulan langsung antusias.


"Selama ini, kegiatan Putri Indonesia sudah mengajarkan aku jadi pribadi yang rendah hati. Karena diluar sana, ternyata banyak orang yang kurang beruntung. Dan, mereka juga punya hati yang luar biasa dan bisa nrimo. Itu luar biasa buat aku."
Diungkit lebih jauh soal kegiatannya, dilansir tabloidnova, Whulan membocorkan jika di bulan September mendatang dirinya akan meluncurkan buku biografi dirinya hasil kerjasama dengan Kompas Gramedia.


"Ya. Semoga lancar. Dan pesan aku, harusnya kita yang punya rezeki lebih bisa membantu orang-orang kurang beruntung yang lain," harapnya. (novrina/fn)