Ketua BKN Khawatir Program Makan Gratis Renggut Korban, Desak Presiden Ambil Sikap

Administrator - Selasa, 23 September 2025 - 13:58:42 wib
Ketua BKN Khawatir Program Makan Gratis Renggut Korban, Desak Presiden Ambil Sikap
foto: ist

POSKOTA.TV  | Jakarta – Ketua Umum Barisan Kesatria Nusantara (BKN), Rofi’i Mukhlis, kembali mendesak Presiden Prabowo Subianto untuk menghentikan Program Makan Bergizi Gratis (MBG). Desakan ini muncul menyusul maraknya laporan keracunan makanan yang dialami ribuan siswa di berbagai daerah, yang dinilai Rofi'i sebagai bukti nyata kegagalan implementasi program.

Dalam pernyataan terbarunya yang viral di media sosial, Rofi'i menyebutkan data yang mengkhawatirkan. "Ada 5.360 siswa-siswi mengalami keracunan gara-gara makan program pemerintah," ujarnya, mengutip laporan dari salah satu stasiun televisi. Ia khawatir, jika tidak dihentikan, akan ada lebih banyak korban berjatuhan, yang pada akhirnya akan merusak citra Presiden Prabowo sendiri. "Tolong Pak, ini dievaluasi Pak, sebelum ada korban-korban berikutnya," pintanya.

Polemik Anggaran dan Pengawasan yang Lemah

Selain isu keamanan pangan, Rofi’i juga menyoroti masalah anggaran yang dinilai tidak realistis. Pangkasnya biaya per porsi dari Rp15.000 menjadi Rp10.000 dianggap membuat kualitas gizi tidak dapat terpenuhi. Hal ini sejalan dengan kritik dari Indonesia Corruption Watch (ICW) yang menyebutkan bahwa pengawasan dan transparansi anggaran program ini sangat lemah.

Di Wamena, Papua, penolakan juga datang dari para pelajar yang meminta agar dana MBG dialihkan untuk pendidikan. Hal ini menunjukkan bahwa kritik terhadap program ini tidak hanya datang dari tokoh masyarakat, tetapi juga dari langsung penerima manfaat.

Pemerintah sendiri, melalui Menteri Sekretaris Negara, Prasetyo Hadi, mengakui adanya catatan dalam pelaksanaan program ini. Ia menegaskan komitmen pemerintah untuk melakukan perbaikan, namun tidak berencana menghentikannya.

Rofi'i Mukhlis berharap Presiden Prabowo dapat mendengarkan suara dari masyarakat dan mengambil langkah tegas. Baginya, menyelamatkan anak-anak dan menjaga nama baik Presiden lebih penting daripada mempertahankan sebuah program yang berisiko.

(red)