Dari Salemba, Seruan Para Guru Besar: Jangan Jadikan Pendidikan Kedokteran Alat Politik

Administrator - Ahad, 18 Mei 2025 - 14:57:21 wib
Dari Salemba, Seruan Para Guru Besar: Jangan Jadikan Pendidikan Kedokteran Alat Politik
Ratusan Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) dan para praktisi medis berkumpul di gedung bersejarah yang sejak era Boedi Oetomo hingga Reformasi 1998 menjadi saksi perjuangan rakyat.

Radarriaunet.co | Jakarta -Ratusan Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) dan para praktisi medis berkumpul di gedung bersejarah yang sejak era Boedi Oetomo hingga Reformasi 1998 menjadi saksi perjuangan rakyat. Mereka tak lagi bisa diam menyaksikan bagaimana pendidikan profesi kedokteran hendak ditarik sepenuhnya ke dalam kendali politik dan pejabat negara.

"Ketika pendidikan kedokteran dikuasai oleh kekuatan politik, maka taruhannya bukan hanya kualitas, tapi nyawa manusia," demikian disampaikan dalam seruan mereka, pada Minggu (18 Mei 2025).

Para akademisi dan praktisi kesehatan tersebut menyoroti potensi buruk yang dapat terjadi bila pendidikan medis dikelola serupa dengan sistem pendidikan menengah yang kerap berubah sesuai arah angin kekuasaan. Mereka menegaskan, dunia medis tidak bisa disamakan dengan sektor lain—karena taruhannya adalah nyawa, bukan sekadar angka dan ijazah.

Sebagian dari mereka sudah sepuh, namun tetap hadir—berjalan perlahan menuju ruang diskusi demi satu tujuan: menyuarakan peringatan. Bagi mereka, suara dari Salemba adalah suara rakyat, suara nurani yang harus kembali menggema hingga telinga penguasa terbuka dan benar-benar mendengar.

"Seperti 27 tahun lalu, di bulan Mei yang sama, suara rakyat juga pernah bergema. Hari ini, kami bersuara bukan untuk diri kami sendiri, tapi untuk keselamatan generasi masa depan, untuk kualitas tenaga medis, dan untuk kehidupan rakyat Indonesia," ujar dr. Roy Tanda Anugrah Sihotang, Ketua Umum Federasi Serikat Pekerja Medis dan Kesehatan Indonesia (FSPMKI).

Mei 2025, dua dekade lebih setelah Reformasi, dari Salemba kembali datang seruan: jangan abaikan suara yang lahir dari cinta dan tanggung jawab.

(*/Aa)