RADARRIAUNET.COM : Sebanyak 47 jurnalis dari berbagai media di Bengkulu mendesak pemerintah setempat melakukan uji swab lantaran mereka memiliki riwayat kontak dengan pasien positif Covid-19. Mereka tidak tahu jika salah seorang yang diwawancara tengah menunggu hasil tes swab yang belakangan terbukti positif corona.
Pemerintah dinilai kurang terbuka terkait data orang terpapar virus corona.
"Jurnalis minta dilakukan uji swab untuk menjawab kekhawatiran dan rasa waswas terpapar Covid-19," kata jurnalis Surat Kabar Harian Radar Bengkulu Utara, Doni Aftarizal di Bengkulu, dikutip CNNIndonesia.com senin 11 Mei 2020.
Para jurnalis itu sebelumnya pernah mewawancarai salah satu dari 37 orang yang dinyatakan positif Covid-19. Mereka tidak mengetahui jika narasumber yang diwawancarai itu ternyata sedang menunggu hasil uji swab dan ketika keluar hasilnya ternyata positif Covid-19.
"Walaupun dalam melakukan tugas peliputan, kawan-kawan jurnalis tetap mempedomani atau mengikuti standar protokol kesehatan dalam pencegahan dan penanganan Covid-19 namun tetap saja harus dilakukan swab untuk memastikannya," ujar Doni.
Ketua Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Bengkulu Heri Supandi menyesalkan tindakan pemerintah setempat yang dianggap kurang terbuka mengenai data orang yang diduga terpapar Covid-19.
Akibatnya, tidak hanya kelompok jurnalis, tetapi banyak pula masyarakat yang melakukan kontak dengan orang yang positif tersebut.
"Wajar jika kawan-kawan minta swab karena kurang terbukanya informasi data pasien, apalagi pasien ini kerap berhubungan langsung dengan wartawan, ini sangat berbahaya," kata Heri.
Pihaknya meminta pemerintah setempat membuka data siapa saja orang yang terpapar Covid-19 agar publik mengetahui dan bisa mengantisipasi dengan tidak melakukan kontak. Apalagi orang yang diduga terpapar itu adalah pejabat publik yang memiliki mobilitas tinggi dan bisa bertemu banyak orang setiap harinya.
"Catatan penting untuk Satgas bila ada figur publik, silakan buka identitasnya kalau terkonfirmasi Covid-19. Profesi kita sebagai jurnalis sangat rentan karena kita berhubungan langsung dengan banyak orang," jelas Heri.
Heri pun meminta pemerintah setempat menyiapkan tempat isolasi atau karantina khusus para jurnalis yang diduga terpapar Covid-19.
Sementara itu juru bicara tim gugus tugas percepatan penanganan Covid-19 Bengkulu Jaduliwan mengatakan pihaknya telah mengusulkan kepada dinas terkait di Provinsi Bengkulu agar jurnalis yang diduga terpapar Covid-19 bisa dilakukan pemeriksaan kesehatan.
"Jurnalis diminta melapor ke Dinas Kominfo mungkin kita bisa lakukan rapid test. Nanti akan kita sampaikan ke Kadinkes kapan waktu pelaksanaannya," kata Jaduliwan.
RRN