DPRD Riau Minta Anggaran Atasi Corona Masuk APBD-P

Administrator - Jumat, 20 Maret 2020 - 16:43:41 wib
DPRD Riau Minta Anggaran Atasi Corona Masuk APBD-P
DPRD Riau menggelar pertemuan dengan sejumlah pihak terkait Virus Corona. Foto: Humas

RADARRIAUNET.COM: Anggota DPRD Riau daerah pemilihan Pekanbaru Robin P Hutagalung meminta pemerintah daerah segera menyiapkan fasilitas kesehatan khusus untuk menangkal penyebaran wabah corona di wilayah setempat. Robin memprediksi rumah sakit yang ada di wilayah itu, tidak mampu mengakomodir seluruh pasien yang terserang penyakit.

Apalagi dengan mewabahnya virus mematikan ini, diperlukan tindakan kongkret agar infeksi virus tak meluas, salah satunya dengan membangun sarana kesehatan khusus corona."RSUD Arifin Ahmad dalam keadaan normal saja, masih banyak pasien yang tidak kebagian rawat inap. Apalagi dengan adanya kasus virus corona ini. Kita minta agar disiapkan ruangan khusus. Kan banyak bangunan kosong punya pemda, disulap saja untuk ruangan karantina bagi pasien yang suspact maupun positif corona," ujar Robin di Pekanbaru, Rabu lalu.

Robin mengatakan, pemda tidak bisa hanya melakukan sosialisasi saja untuk memutus rantai penyebaran virus ini. Kasus infeksi corona sudah ditetapkan sebagai kejadian luar biasa yang harus diiringi dengan kesiapan pemda untuk mengatasi persoalan tersebut."Saya rasa melalui surat edaran gubernur ataupun sosialisasii ini tidak akan menyelesaikan. Kita butuh tindakan kongkret pemprov untuk serius menghentikan penyebaran wabah ini," ucapnya.

Tak hanya keberadaan sarana, pemprov melalui Dinas Keshatan Provinsi Riau juga diminta untuk merekrut tenaga medis yang mempunyai latar belakang pendidikan kesehatan untuk menangani pasien yang diduga terpapar virus tersebut."Juga disiapkan secara khusus pekerja medisnya. Kalau perlu merekrut tenaga medis yang punya latar pendidikan bidang kesehatan, yang belum dapat kerja disiapkan untuk jadi relawan. Soal adanya yang suspect di RSUD AA. Harus ditangani secara serius," ucap Poltisi PDI Perjuangan itu.

Untuk persoalan anggaran, Robin meminta agar Pemprov Riau segera mengusulkan draf Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja daerah Perubahan. Karena dalam kondisi darurat yang butuh anggaran besar, upaya menggesa pengesahan APBD-P perlu dilakukan."Pasti butuh anggaran besar, kami minta Pemprov Riau segera ajukan melalui APBD perubahan, digesa supaya tidak ada hambatan soal pembiayaan termasuk fasilitas kesehatan. Ini kami sarankan kalau mereka betul-betul serius soal corona ini, paling lama Mei kalau bisa sudah diajukan KUAPPAS APBD P ini," ucap Ketua Komisi II DPRD Riau itu.

Anggota Komisi V DPRD Riau, Ade Hartati angkat bicara terkait langkanya masker di Kota Pekanbaru belakangan ini. Terlebih masyarakatkan dihebohkan dengan adanya pasien suspect virus Corona. Ade Hartati mengatakan, sudah semestinya ini merupakan tanggung dari pemerintah, pemerintah juga diminta turun ke lapangan dan mengecek ketersediaan masker untuk masyarakat. masker mulai langka, bahkan beberapa apotek di Pekanbaru kehabisan stok masker."Pemerintah harus turun ke lapangan mengecek ketersediaan masker untuk masyarakat," kata Ade Hartati.

Kemudian, kepada masyarakat, Ade Hartati meminta jangan panik dan terapkan pola hidup sehat."Jika pola hidup sehat dilakukan, kita akan terbebas dari virus apapun," tukasnya. Sebelumnya, Wabah Virus Corona mempengaruhi penjualan masker di Kota Pekanbaru. Penjualan yang meningkat membuat stok masker di beberapa apotek habis. Karyawan Apotek Mandiri Smart, Ghita, menuturkan bahwa stok masker di tempat ia bekerja sudah lama kosong. Bahkan sejak awal muncul kabar Virus Corona sudah diserbu pembeli. "Saat awal muncul kabar virus corona, warga membeli masker berkardus-kardus. Setelah kami pesan lagi, rupanya stok masker di distributor sudah habis," ungkap Ghita.

Terpisah, Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar menggelar pertemuan tertutup terkait kesiapsiagaan dalam penanganan Covid - 19 (Virus Corona) di Provinsi Riau, bersama seluruh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota serta Kepala Rumah Sakit kubupaten/kota dan RS Swasta. Usai pertemuan, Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar menyatakan bahwa pertemuan yang digelar tadi, untuk melakukan pengecekan dan melihat kesiapan masing - masing kabupaten/kota, meski sudah ditunjuk beberapa rumah sakit rujukan untuk penanganan corona dan suspect. "Saat ini sudah ada 7 RS di Riau yang ditunjuk untuk RS rujukan Corona," sambung Gubri di di Ruang Kenanga Kantor Gubernur Riau.

Ia meminta tidak hanya 7 RS tersebut yang menangani pasien corona, namun termasuk juga RS TNI, Polri dan RS swasta lain yang berada di kabupaten/kota agar dapat membantu menangani jika terjadi lonjakan pasien corona dan suspect. Disebutkan Gubri, langkah yang akan dilakukan seandainya menemukan pasien terjangkit ataupun suspect corona, akan langsung dilakukan isolasi dan dipantau perkembangannya."Melihat data sekarang, data suspect corona di Riau sudah berjumlah 9 orang. Ada 2 pasien tambahan yaitu warga Tembilahan dan Bengkalis," sebut Gubri.

Lanjut Gubri, pasien Tembilahan tersebut dinyatakan suspect setelah pulang melakukan umroh, sedangkan pasien Bengkalis adalah warga Riau yang bekerja di negara tetangga (Malaysia). Gubri menjelaskan, kondisi pasien suspect di Dumai dan Bengkalis sudah berangsur membaik. Tetapi memang belum dikeluarkan dari ruangan isolasi. Masuknya wabah virus corona (covid-19) di Indonesia secara ekonomi berdampak pada Provinsi Riau. Pasalnya, sejumlah investor dari negara tetangga yang akan bertemu dengan Gubernur Riau (Gubri), Syamsuar menjadi tertunda. Sementara di Riau sudah ada tujuh orang menjadi pasien suspect virus corona.

Syamsuar juga meminta setiap Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di provinsi dan kabupaten/kota tidak membuat panik dalam menyebarkan informasi kepada masyarakat. Apalagi virus ini menjadi penghambat masuknya investasi ke Riau. "Contohnya, tanggal 19 Maret nanti ada profesor dari Singapura yang akan bertemu dengan saya di Pekanbaru. Tujuannya untuk perkembangan investasi di Riau. Gara-gara virus corona saya tidak terima. Tidak mungkin Pemerintah Singapura mengirim seseorang ke Riau yang sakit," kata Syamsuar.

Syamsuar menegaskan, seharusnya pemerintah daerah berpikir positif dengan adanya kunjungan kerja dari luar negeri yang berkaitan dengan investasi di Riau. Yang jelas, dari Tiongkok memang dilarang masuk ke Riau, sebagai antisipasi penyebaran wabah virus corona sesuai instruksi Presiden RI Joko Widodo. "Apakah perwakilan negara dari Malaysia dan Singapura tidak boleh datang ke Riau. Ya, jangan berlebihan seharusnya. Jangan karena virus corona di Tiongkok berakibat terhambatnya investasi masuk ke Riau. Sebelum negara tetangga mengirim utusannya ke Riau, sudah dipastikan kesehatannya dari negaranya," ungkap Syamsuar.

Terkait virus corona, Syamsuar juga ingin satu bahasa dalam penyampaiannya. Sehingga tidak membuat keresahan dan kepanikan yang berlebihan. Sebab Indonesia terkhusus Riau, membutuhkan dukungan dari beberapa negara tetangga untuk kemajuan ekonominya."Sekarang ini kita ingin mengembangkan ekonomi Riau. Disebabkan adanya wabah virus corona, berpengaruh pada jumlah orang yang menginap di hotel dan menjadi penghambat masuknya investasi," jelas Syamsuar.

Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar menginstruksikan kepada dinas kesehatan provinsi dan kabupaten kota se Provinsi Riau agar berhati-hati dalam memberikan keterangan terkait virus corona atau covid -19. Pertemuan Gubri dengan kepala dinas kesehatan dan Dirut RSUD ini membahas terkait kesiapsiagaan Pemprov Riau dalam penanganan virus corona atau covid-19 di Riau. "Jangan dibuat-buat, jangan berlebihan, karena bisa mengecewakan semua," kata Gubri Syamsuar saat rapat bersama kepala dinas kesehatan kabupaten kota se Provinsi Riau.

Wabah virus corona diakui Syamsuar berdampak ke semua bidang. Termasuk dalam bidang investasi dan perekonomian. Ia mencontohkan sejumlah tamu penting dari negara tetangga yang sebelumnya sudah menjadwalkan akan bertemu dengan dirinya terpada dibatalkan. Menyusul semakin ketatnya pendatang yang masuk dari luar negeri. Syamsuar berharap pihak terkait agar tidak mempersulit warga negara tetangga untuk masuk ke Riau. Khususnya dari Malaysia dan Singapura. Sebab kata Syamsuar untuk perkembangan pembangunan daerah tidak terlepas dari investor dari negara luar.

"Kalau Cina okelah (diperketat masuk ke Riau), tapi kalau dari Malaysua dan singapura jangan terlalu berlebihan, kita ingin satu persepsi, karena bagaimana pun juga daerah kita butuh instasi dari negara lain, ini berdampak terhadap ekonomo," katanya. Selain itu, yang tidak kalah pentingnya, kata Syamsuar, kepala dinas kesehatan harus turun ke masyarakat untuk melakukan sosialisasi tentang gejala dan pencegahan covid-19. "Hari ini kita kumpulkan agar kita satu persepsi. Penyuluhan harus segera dilakukan, karena masyarakat harus tau seperti apa gejala dan pencegahan virus corona in," ucapnya.

Tidak hanya itu, dinas kesehatan juga ditugaskan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat agar tidak panik dan memborong barang-barang secara berlebihan. "Jangan buat masyarakat panik, tidak perlu memborong makser, hand sanitizer. Mudah-mudahan ini tidak terjadi lagi. Karena kalau tahun ini kita dihadapkan dengan bencana asap, saya tidak bisa membayangkan itu, makanya kita harus berikan edukasi kepada masyarakat," sebutnya.

Seperti diketahui, jumlah pasien suspek coronavirus atau covid-19 di Provinsi Riau terus bertambah. Kabar terbaru ada tujuh pasien suspek corona di Riau. Bertambah satu lagi dari data sebelumnya yang sempat disampaikan ke publik ada enam pasien. Namun terbaru, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau mengumumkan ada tujuh pasien suspek virus corona di Riau.Tujuh pasien suspek virus corona tersebut masing-masing dirawat di ruang isolasi RSUD Arifin Ahmad sebanyak empat orang. Kemudian di RSUD Dumai, Tembilahan dan Bengkalis masing-masing satu orang.

 

 

RRN/ANT/CPL/ROC/ADV