Surplus Neraca Pembayaran Kuartal II Anjlok

Administrator - Sabtu, 12 Agustus 2017 - 17:26:43 wib
Surplus Neraca Pembayaran Kuartal II Anjlok
Transaksi modal dan finansial pada kuartal II 2017 mencatat surplus US$5,9 miliar. Cnni Pic
Jakarta: Bank Indonesia (BI) mencatat Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal II 2017 mengalami surplus sebesar US$739 juta, anjlok 83,6 persen dibandingkan kuartal sebelumnya sebesar US$4,51 miliar. Surplus itu juga melorot 65,8 persen dibanding surplus periode yang sama tahun lalu sebesar US$2,16 triliun.
 
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Agusman menjelaskan, merosotnya surplus selama April-Juni disebabkan oleh meningkatnya defisit transaksi berjalan dan menurunnya surplus transaksi modal dan finansial selama periode tersebut.
 
"Defisit transaksi berjalan tercatat lebih besar seiring menurunnya surplus neraca perdagangan nonmigas disertai meningkatnya defisit neraca jasa dan pendapatan primer," jelas Agusman, dalam keterangan resmi kepada awak media, Jumat (11/8).
 
Berdasarkan data BI, defisit transaksi berjalan pada kuartal II tercatat US$5 miliar atau 1,96 persen terhadap Pendapatan Domestik Bruto (PDB). Defisit ini meningkat dari US$2,4 miliar (0,98 persen PDB) pada kuartal I 2017, tetapi masih lebih rendah jika dibandingkan dengan defisit pada kuartal II 2016 sebesar US$5,2 miliar (2,25 persen PDB).
 
"Penurunan surplus neraca perdagangan nonmigas disebabkan oleh turunnya ekspor nonmigas di tengah tingginya impor nonmigas, baik bahan baku dan barang konsumsi, untuk memenuhi permintaan domestik selama bulan puasa dan lebaran," terang Agusman.
 
Adapun meningkatnya defisit neraca jasa bersumber dari turunnya surplus jasa travel dan naiknya defisit neraca pendapatan primer disebabkan oleh meningkatnya pembayaran dividen sesuai dengan pola musimannya. Disisi lain, peningkatan defisit transaksi berjalan lebih lanjut tertahan oleh menurunnya defisit neraca perdagangan barang migas sejalan dengan turunnya harga dan volume impor minyak.
 
Sementara itu, surplus transaksi modal dan finansial masih didukung oleh kuatnya kepercayaan investor terhadap perekonomian Indonesia seiring pencapaian investment grade.
 
Transaksi modal dan finansial pada kuartal II 2017 mencatat surplus US$5,9 miliar, seiring meningkatnya surplus investasi langsung dan investasi portofolio. Surplus transaksi modal dan finansial tersebut lebih rendah dibandingkan dengan surplus pada triwulan I 2017 sebesar US$8 miliar maupun surplus pada triwulan II 2016 sebesar US$6,9 miliar.
 
"Lebih rendahnya surplus disebabkan oleh meningkatnya defisit investasi lainnya, terutama kebutuhan untuk pembayaran utang luar negeri serta antisipasi perbankan untuk memenuhi kebutuhan likuiditas valas perbankan yang bersifat temporer dalam menghadapi libur panjang lebaran," ujarnya.
 
Secara keseluruhan, BI menilai, perkembangan NPI pada kuartal II 2017 secara keseluruhan, masih menunjukkan terpeliharanya keseimbangan eksternal perekonomian sehingga turut menopang berlanjutnya stabilitas makroekonomi.
 
Namun demikian, BI terus mewaspadai perkembangan global, khususnya risiko terkait kebijakan bank sentral AS dan faktor geopolitik, yang dapat memengaruhi kinerja neraca pembayaran secara keseluruhan.
 
"Bank Indonesia meyakini kinerja NPI akan semakin baik didukung bauran kebijakan moneter dan makroprudensial, serta penguatan koordinasi kebijakan dengan Pemerintah, khususnya dalam mendorong kelanjutan reformasi struktural," ujarnya.
 
Di samping itu, BI juga mencatat, surplus NPI tersebut mendorong peningkatan posisi cadangan devisa dari US$121,8 miliar pada akhir kuartal I 2017 menjadi US$123,1 miliar pada akhir kuartal II 2017. Jumlah cadangan devisa tersebut cukup untuk membiayai kebutuhan pembayaran impor dan utang luar negeri pemerintah selama 8,6 bulan dan berada di atas standar kecukupan internasional. 
 
agi/cnni/rrn