PEKANBARU (RR) - Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Pekanbaru akan membenahi tepian sungai Siak Senapelan menjadi destinasi wisata sejarah, kolonial dan religi.
"Ini sesuai dengan konsep "water front city" yang sudah dicanangkan sejak lama," ungkap Kadisbudpar Pekanbaru, Hermanius, Rabu (26/8).
Hermanius menyebutkan, lokasi tepian sungai Siak selama ini sudah menjadi titik penyelenggaraan acara ritual petang megang dalam setiap menyambut bulan suci ramadan.
Ini masih permulaan untuk menciptakan kawasan ini jadi daya tarik wisata religi.
Kedepan masih perlu berbagai pembenahan sehingga kegiatan yang sudah ada bisa lebih berkembang lagi bukan hanya untuk petang megang. Tetapi bisa mengundang berbagai ivent wisata lainnya.
Karena Sungai Siak juga memiliki potensi wisata air, ini bisa dikembangkan. Ada juga wisata kolonialnya yang tidak kalah ketinggalan bisa juga jadi daya tarik pengunjung.
"Makanya kami sudah merencanakan akan membenahi lokasi tepian sungai Siak ini. Tahun depan akan ada bantuan dari pemerintah provinsi Riau untuk perbaikan tepian sungai terpanjang di Indonesia ini," ujarnya.
Selain perbaikan pinggiran Daerah Aliran Sungai (DAS) dengan memasang tiang beton penyangga. Pemerintah Provinsi juga akan membantu pembangunan bangunan dan taman-taman di sepanjang Sungai.
"Sehingga ada tempat dan lokasi untuk nongkrong yang tertata dan indah," beber Hermanius.
Demikian juga tempat budaya dan sejarah, makam yang berdekatan dengan tepian sungai Siak akan dibenahi dipercantik sehingga menjadi satu paket kawasan wisata kedepan.
"Diharapkan jika sudah tercipta lokasi berkunjung otomatis orang akan datang, dengan sendirinya industri kreatif akan bangkit yang berujung pada menggairahkan perekonomian Pekanbaru," pungkasnya.
Pengamatan antara sungai Siak saat ini dijadikan wisata kuliner jagung bakar malam hari oleh para Pedagang Kaki Lima. Keberadaan mereka belum tersentuh campurtangan pemko.
Keberadaannya yang sembrawut tidak tertata memang belum bisa memaksimalkan lokasi ini menjadi wisata alam dan air.
Sementara potensi tersebut terbuka lebar, karena selain sumber kehidupan, juga dijadikan tempat bersandar kapal-kapal yang akan bongkar barang.
Kondisi tepian sungai yang tidak terawat menambah joroknya wajah kota karena tumpukan sampah para pedagang da masyarakat yang menjadikan sungai tersebut tong sampah. (lusi).