PEKANBARU (RR) - Berbagai upaya hingga kini terus dilakukan tim Satgas Karhutla Riau dalam mengatasi permasalahan tahunan tersebut. Mulai dari pemadaman jalur darat, udara (Water boombing) dan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC). Demikian diungkapkan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, Edwar Sanger kepada awak media, Kamis (6/7/2015).
Menurut Edwar, meskipun hari ini pantauan satelit BMKG Pekanbaru menunjukkan Riau nihil hotspot dan titik api, Satgas tetap melakukan patroli secara rutin di lokasi-lokasi yang ditenggarai masih terdapat asap sisa Karhutla. "Memang dalam dua bulan terakhir Karhutla ini cukup membuat kita kewalahan. Karena kebakaran terjadi di area yang sulit terjangkau dan mencakup wilayah yang cukup luas. Dalam dua bulan ini saja, atau terhitung 22 Juni hingga Agustus, sudah 1.880 hektar lahan yang terbakar," tandasnya.
Dari luas are yang terbakar tersebut, 1.872 hektar dipastikan sudah padam total. "Masih ada 8 hektar lagi yang belum sempurna pemadamannya. Masih terlihat asap di sekitar lokasi karhutla tersebut, itulah yang terus kita pantau dan lakukan pemadaman," tandasnya.
Dijelaskan Edwar, Karhutla saat ini terjadi di 12 Kabupaten/Kota. Dimana Pelalawan, Bengkalis, Rohil, Siak dan Kampar serta Pekanbaru menjadi lokasi terparah terjadinya Karhutla. "Sebagian besar wilayah Riau terjadi Karhutla. Hingga hari ini kita masih lakukan pemadaman di wilayah Kecamatan Payung Sekaki Pekanbaru dan Kecamatan Tambang, Kampar," cetusnya. (teu/hrc)