DUMAI (RRN) - Terhentinya impor barang melalui pelabuhan rakyat (Pelra) Dumai membuat tak ada kapal pengangkut barang impor yang sandar di Pelra Dumai. Padahal, ribuan buruh menggantungkan hidup keluarganya dari aktivitas bongkar muat barang di Pelra tersebut.
"Sudah sepuluh hari tak jalan, barang tak masuk di Pelra, ratusan supir menganggur. Begitu juga buruh bongkar muat di Pelra dan di sejumlah gudang di Bagan Besar pun turut menganggur," kata Simanjuntak seorang supir truk langsir barang dari Pelra ke gudang Bagan Besar.
Hal senada juga diutarakan Ketua DPC F.SPTI-K.SPSI Kota Dumai Nurdin Budin,S.Sos yang menyatakan, akibat terhentinya aktivitas bongkar muat barang import di sejumlah Pelra berdampak luas terhadap aktivitas buruh di darat.
Pasalnya, menurutnya, buruh yang melakukan bongkar muat di darat seperti di sejumlah gudang menganggur. Begitu juga buruh yang melakukan aktivitas di pasar tak bekerja. Tak hanya itu, ribuan supir truk langsir barang dari Pelra ke gudang dan pasar juga tak beroperasi.
"Bongkar muat barang impor di perairan tiarap. Kondisi itu berdampak negatif terhadap aktivitas buruh khususnya anggota SP/SB yang bekerja di sejumlah gudang, Pelra dan pasar-pasar tradisional. Yang jelas 80% aktivitas anggota terhenti," ungkapnya. (amr/pp/fn)