PEKANBARU (RRN) - Di tengah-tengah lautan massa yang memadati Jalan Cut Nyak Dien Pekanbaru, Riau, belasan mahasiswa yang tergabung dalam Front Rakyat Riau Bebas Asap (FRRBA) mendatangi Kantor Dinas Kesehatan (Diskes) Provinsi Riau, Jumat (23/10/2015) siang. Mereka menuding Dinas Kesehatan Provinsi Riau tidak sepenuh hati menangani kesehatan masyarakat Riau yang menjadi korban terpapar asap.
"Kami datang ke sini atas panggilan hati nurani. Kami mempertanyakan keseriusan pemerintah dalam menangani kesehatan masyarakat korban asap. Sudah berapa banyak anak-anak di Riau ini menjadi korban keganasan asap," ungkap Koordinator Kesehatan FRRBA Halim, di ruang audiensi Diskes Riau.
Mereka menuntut pemerintah untuk mengratiskan pengobatan dampak asap disertai pemberian pelayanan kesehatan yang prima dan tidak setengah-setengah. "Mudahkan masyarakat miskin untuk mendapat pelayanan kesehatan. Jangan pandang bulu dan pilih kasih," tambahnya.
Alfius, mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Islam Riau menilai pemerintah tidak serius dan pilih kasih dalam melayani kesehatan masyarakat miskin."Jangan karena kami tak bayar, lantas pelayanan yang diberikan tak beres," timpal Alfius.
Koordinator FRRBA Pirka Maulana menambahkan, melihat situasai saat ini, pemerintah bukan lagi berbicara mendirikan posko-posko, akan tetapi bagaimana langkah konkret mengevakuasi balita, anak-anak, ibu hamil dan masyarakat Riau."Ini bukan soal posko-posko, situasinya sudah gawat Pak. Harus di evakuasi masyarakat kita ini," papar Pirka.
Lanjut Pirka, dirinya meminta Diskes Riau menyediakan tabung oksigen dan masker di sekolah-sekolah serta kompensasi kesehatan masker yang standar SNI untuk pengajar dan pelajar di Provinsi Riau.
Menanggapi hal ini, Kadiskes Riau Andra Sjafril yang sempat terlihat gusar mengaku menerima masukan massa. "Kami terima rekomendasi dan keluhan saudara-saudara. Akan tetapi untuk pemberian tabung oksigen, tidak dapat diberikan sembarang orang harus ada rekomendasi tim medis," ungkap Andra.
Andra menuturkan bahwa oksigen bukan vitamin melainkan obat. Sehingga pemakaiannya harus direkomendasikan oleh tim medis atau dokter. Sedangkan untuk kesterilan peralatan medis, dirinya berjanji akan berkoordinasi dengan tim-tim medis untuk dijadikan peringatan dan pembelajaran agar tidak terulang kejadian serupa. (rat/grc)