JAKARTA (RRN) - Presiden China Xi Jinping memulai kunjungan kenegaraan selama empat hari ke Inggris pada Selasa (20/10) untuk membangun hubungan bisnis yang lebih dekat.
Dilansir dari Channel Newsasia, Xi bakal bermalam di Istana Buckingham, menikmati perjamuan makan, berkunjung ke kediaman resmi Perdana Menteri Inggris David Cameron di Downing Street, dan bahkan ke klub sepak bola Manchester City.
Kantor Cameron mengatakan kunjungan ini akan menjamin penawaran perdagangan dan investasi senilai lebih dari 30 juta pound sterling (setara Rp60 miliar) dan menyediakan lebih dari 3.900 lapangan kerja dalam berbagai sektor, termasuk layanan keuangan, energi, kesempatan ekspor bagi bisnis di Inggris, dan proyek infrastruktur.
•
Meski begitu, isu hak asasi manusia di China tetap menjadi sorotan dalam kunjungan Xi.
Sejumlah kelompok termasuk Amnesty International dan Free Tibet berencana memprotes kunjungan kenegaraan itu, mulai dari prosesi kedatangan melalui pusat Kota London pada Selasa.
"Ini akan jadi momen yang sangat penting bagi hubungan Inggris-China," ujar Cameron. "Inilah kesempatan nyata untuk mendalami hubungan kami."
Senin kemarin, juru bicara Cameron mengatakan bahwa "tidak ada yang dibahas di luar meja" dan bersikeras akan mengangkat isu HAM dengan Xi. "Dengan meningkatkan hubungan yang kuat dengan China berdasarkan pendekatan keterlibatan konstruktif, itu berarti kami bisa mendiskusikan isu yang nampaknya ada perbedaan," katanya.
Berbeda dengan Cameron, Pangeran Charles, pewaris takhta Inggris, tidak akan menghadiri perjamuan kenegaraan pada Selasa malam. Meski begitu, ia tetap bakal minum teh bersama Xi di hari yang sama.
Penolakan juga disampaikan oleh Ketua Kelompok Parlemen untuk Tibet dan kelompok oposisi, anggota parlemen dari Partai Buruh, Fabian Hamilton. "Saya kaget bahwa kita mengorbankan nilai-nilai kemanusiaan, demokrasi, dan kebebasan berbicara hanya untuk perdagangan," katanya saat kegiatan protes terhadap sikap pemerintah Inggris pada Senin.
Kunjungan Xi terjadi berbarengan dengan krisis di sektor besi Inggris yang memangkas ratusan pekerja. Para pengamat menyalahkan murahnya harga besi asal China atas fenomena ini.
Di saat yang sama, ekonomi China yang merupakan terbesar kedua di dunia itu tengah melambat. Angka resmi pada Senin kemarin menunjukkan pertumbuhan sebesar 6.9 persen di kuartal ketiga tahun ini, yakni yang terlambat sejak 2009.
Hubungan China dan Inggris telah direhabilitasi sejak pertemuan Cameron dengan Dalai Lama tahun 2012, yang mengundang kemarahan Beijing. (stu/fn)