JAKARTA (RRN) - Menteri Keuangan (Menkeu) Brodjonegoro memandang ada ruang bagi Bank Sentral untuk menurunkan suku bunga (BI rate). Namun, penurunan tersebut harus dilakukan dengan mencari waktu yang tepat.
"Pokoknya ada indikasi (turun) tapi harus dicari timing yang tepat," kata Bambang di Jakarta, Jumat, 16 Oktober.
Dalam Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia, Kamis (15/10/2015), Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Ekonomi dan Monoter BI Juda Agung mengisyaratkan bank sentral membuka peluang untuk melonggarkan kebijakan moneter melalui penurunan tingkat suku bunga acuan atau BI rate. Tentunya dengan mengacu pada beberapa faktor.
"Kalau ke depan melihat faktor atau risiko ekonomi terjaga, apalagi inflasi di bawah target, kebijakan moneter akan terbuka, tidak menutup kemungkinan BI rate akan turun tapi ini tentu akan dievaluasi setiap bulan. Mudah-mudahan dari globalnya masih kondusif," jelas Juda.
Sekadar informasi, Bank Indonesia (BI) kembali mempertahankan BI Rate di posisi 7,50 persen usai Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulanan. Dengan kata lain, BI telah mempertahankan suku bunga 7,50 persen selama sembilan bulan sejak Februari 2015.
Selain mempertahankan tingkat suku bunga, BI juga mempertahankan suku bunga Lending Facility dan suku bunga Deposit Facility masing-masing tetap pada level 8,0 persen dan 5,50 persen. (mtvn)